Dalam penyelenggaraan ritual tersebut, selain kedua orang tua si bayi, diundang pula kerabat dekat, mertua, dari pihak laki-laki atau perempuan, tetangga, undangan dan seorang kiai yang bertugas membaca doa.
Biasanya pelaksanaan turun tanah dilakukan di pagi hari dan proses pelaksanaan pun cukup unik. Setelah para kerabat, tetangga dan undangan sudah hadir, anak dibawa ke hadapan para undangan Biasanya ustadz atau kiai oleh tuan rumah diberi amanah untuk membaca doa dan menginjakkan bayi ke wadah yang berisi dodol dilakukan secara tiga kali.
Selain itu, Menurut kepercayaan masyarakat, jika anak mengambil Al-Qur’an, maka ketika dewasa dia akan menjadi seorang yang senang membaca atau cinta pada Al-Qur’an. Jika anak tersebut mengambil beras atau jagung ketika dewasa dia akan menjadi orang petani. Jika anak tersebut mengambil sisir atau cermin, anak tersebut akan menjadi anak yang suka sekali bersolek. Jika dia mengambil tasbih ketika dewasa dia akan menjadi orang kiai/nyai atau orang yang senang berzikir. Dan jika dia mengambil buku atau bolpen, dia akan menjadi seorang yang terpelajar.
Benda yang dipilih oleh si anak, oleh orang tua dan yang hadir, ditafsirkan sebagai petunjuk mata pencaharian apa yang kelak dapat membahagiakan hidupnya. Demikian pula benda yang dipilih oleh si anak itu juga sebagai gambaran dari sifat dan watak si anak kalau sudah dewasa. Setelah acara memilih benda oleh sianak dianggap selesai. (Mila)
0 komentar
Posting Komentar