ARTI LAMBANG DAERAH KABUPATEN SUMENEP
SK DPRD-GR Tanggal 25 Mei 1965
NO.:3/II/20DPRD-DR/65/2820
Ukuran Lambang
82.5 x 105 cm (11 14)
NO.:3/II/20DPRD-DR/65/2820
Ukuran Lambang
82.5 x 105 cm (11 14)
Bentuk Lambang
Berbentuk “PERISAI” dengan mempunyai 5 (lima) sudut. Makna Perisai melambangakan senantiasa kesiapsediaan dan keberanian masyarakat dan daerah tingkat II Sumenep untuk mempertahankan diri dari setiap gangguan kedzoliman serta mempertahankan keunggulan dan kemakmuran daerah.
Berbentuk “PERISAI” dengan mempunyai 5 (lima) sudut. Makna Perisai melambangakan senantiasa kesiapsediaan dan keberanian masyarakat dan daerah tingkat II Sumenep untuk mempertahankan diri dari setiap gangguan kedzoliman serta mempertahankan keunggulan dan kemakmuran daerah.
Makna dan Kemakmuran daerah
Makna
dari 5 (lima) sudut perisai melambangkan dasar yang akan ditaati dan
akan dipertahankan oleh masyarakat daerah tingkat II Sumenep, ialah
falsafah dasar Negara Kita Pancasila. Karena itu maka sudut 5 (lima)
yang melingkari dan merupakan bentuk dari perisai tersebut.
Versiering isi perisai :
Terdapat gambar KUDA BERSAYAP yang berwarna kuning emas, diambil dari lambang kepahlawanan terkenal di daerah tingkat II Sumenep yang ada hubungannya dengan cerita kuno yaitu kuda Skati dari Pahlawan Putra Sumenep DJOKO TOLE (Aria Panole) dengan lukisan kuda itu melambangkan jiwa keberanian dan patriotisme mesyarakat daerah Tingkat II Sumenep, dan sayap dari kuda itu melambangkan jiwa penuh dinamika. Sedang warna kuning melambangkan dasar mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa yang menyoroti setiap gerak dan usaha Daerah Tingkat II Sumenep. Selaras pula dengan dasar pertama dari Pancasila. Selain gambar lukisan kuda bersayap berwarna kuning emas tersebut, ditetapkan pula adanya PITA yang berisikan tulisan SUMEKAR (Nama Sumenep diwaktu jaman nenek moyang kita).
Terdapat gambar KUDA BERSAYAP yang berwarna kuning emas, diambil dari lambang kepahlawanan terkenal di daerah tingkat II Sumenep yang ada hubungannya dengan cerita kuno yaitu kuda Skati dari Pahlawan Putra Sumenep DJOKO TOLE (Aria Panole) dengan lukisan kuda itu melambangkan jiwa keberanian dan patriotisme mesyarakat daerah Tingkat II Sumenep, dan sayap dari kuda itu melambangkan jiwa penuh dinamika. Sedang warna kuning melambangkan dasar mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa yang menyoroti setiap gerak dan usaha Daerah Tingkat II Sumenep. Selaras pula dengan dasar pertama dari Pancasila. Selain gambar lukisan kuda bersayap berwarna kuning emas tersebut, ditetapkan pula adanya PITA yang berisikan tulisan SUMEKAR (Nama Sumenep diwaktu jaman nenek moyang kita).
Makna dari kata Sumekar itu
ialah senantiasa berkembang (mekar) yang sesuai sekali dengan
perkembangan revolusi nasional kita yang terus berkembang “in the rising
deman” mencapai terwujudnya cita-cita Pancasila amanat penderitaan
rakyat yang terkenal dengan SOSIALISME INDONESIA.
Sikap dan bentuk Kuda :
Ditetapkan dalam keadaan beraksi menentang, kepalanya sedikit tunduk menoleh ke kiri (gigih, bahasa Madura “nyoronteng”). Sayap kuda berdiri tegak sesuai dengan keadaan kuda yang siap sedia mengemban amanat Penderitaan Rakyat Daerah Tingkat II Sumenep. Bulu ekor kuda keriting 8, mengingatkan kita pada tahun 1945 dan keritingan dari bulu-bulu itu kita harus bersatu.
Ditetapkan dalam keadaan beraksi menentang, kepalanya sedikit tunduk menoleh ke kiri (gigih, bahasa Madura “nyoronteng”). Sayap kuda berdiri tegak sesuai dengan keadaan kuda yang siap sedia mengemban amanat Penderitaan Rakyat Daerah Tingkat II Sumenep. Bulu ekor kuda keriting 8, mengingatkan kita pada tahun 1945 dan keritingan dari bulu-bulu itu kita harus bersatu.
Pita di dalam :
Pita dalam perisai ditetapkan berwarna dasar putih dan tulisan dengan warna dasar berwarna merah, melambangkan SANG MERAH PUTIH bendera kita Negara Republik Indonesia.
Pita dalam perisai ditetapkan berwarna dasar putih dan tulisan dengan warna dasar berwarna merah, melambangkan SANG MERAH PUTIH bendera kita Negara Republik Indonesia.
Dasar Hijau dari :
Warna hijau ialah berarti yang akan datang (harapan) terhadap cita-cita yang diperjuangkan.
Warna Hitam :
Sebagai batas tertentu yang melingkari perisai dengan arti dari lingkaran termaksud menyatukan cita-cita.
Warna hijau ialah berarti yang akan datang (harapan) terhadap cita-cita yang diperjuangkan.
Warna Hitam :
Sebagai batas tertentu yang melingkari perisai dengan arti dari lingkaran termaksud menyatukan cita-cita.
2.1. KONDISI GEOGRAFIS
Kabupaten
Sumenep yang berada di ujung Timur Pulau Madura terletak diantara 113°
32’ 54” – 116° 16’ 48” Bujur Timur dan 4° 55’ – 7° 24’ Lintang Selatan,
dengan batas-batas sebagai berikut :
– Sebelah Utara : Laut Jawa
– Sebelah Selatan : Selat Madura
– Sebelah Barat : Kabupaten Pamekasan
– Sebelah Timur : Laut Jawa/Laut Flores
- Luas Kabupaten Sumenep
Berdasarkan
Keputusan Bupati Sumenep Nomor 02 Tahun 2004 tentang Luas Wilayah
Administrasi Pemerintahan Kabupaten Sumenep adalah 2.093,457573 Km2 terdiri dari :
- Luas pemukiman : 179,324696 Km2
- Luas persawahan : 222,82 Km2
- Luas hutan : 423,958 Km2
- Luas perkebunan/tegalan/
Semak belukar/ladang : 1.130,190914 Km2
- Luas pertambakan/kolam/
Air payau/danau/waduk/rawa : 59,07 Km2
- Luas rumput tanah kosong : 14,680877 Km2
- Lain-lain : 63,413086 Km2
Luas Total : 2.093,457573 Km2
- Luas wilayah perairan : ± 50.000 Km2
- Jumlah Pulau : 126 pulau, terdiri dari :
a) Berpenghuni : 48 pulau
b) Tidak Berpenghuni : 78 pulau
c) Bernama : 104 pulau
d) Tanpa Nama : 22 pulau
Secara Geografis Kabupaten Sumenep terbagi atas 2 bagian :
- Bagian daratan dengan luas 1.146,927065 Km2 (54,79%) terbagi atas 17 Kecamatan, terdiri dari Kecamatan : Ambunten; Batang-batang; Batu Putih; Bluto; Dasuk; Dungkek; Ganding; Gapura; Guluk-guluk; Kalianget; Lenteng; Manding; Pasongsongan; Pragaan; Rubaru; Saronggi dan Sumenep.
- Bagian kepulauan dengan luas 946,530508 Km2 (45,21%) terbagi atas 8 Kecamatan, terdiri dari Kecamatan : Arjasa; Gayam; Giligenteng; Masalembu; Nonggunong; Raas; Sapeken dan Talango.
Berdasarkan
gugusan pulau-pulau di Kabupaten Sumenep, pulau yang terjauh/paling
utara adalah pulau Karamian yang terletak di Kecamatan Masalembu dengan
jarak ± 151 mil laut dari pelabuhan Kalianget yang berarti lebih dekat
dengan Kalimantan Selatan.
Sedangkan
pulau paling timur adalah pulau Sakala terletak di Kecamatan Sapeken
dengan jarak ± 165 mil laut dari pelabuhan Kalianget yang berarti lebih
dekat dengan Pulau Sulawesi.
- Keadaan Tanah
Struktur
tanah yang ada di Kabupaten Sumenep sebagian besar terdiri dari jenis
alluvial, mediteran, grumosol dan regosol. Sedangkan ciri-ciri fisik
tanahnya, maka tanah di Kabupaten Sumenep dapat dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu: tanah gundul sebagai akibat erosi sehingga produktifitas tanah
rendah dan daerah hidrologis, yang sulit menyerap air pada musim
penghujan sehingga sering terjadi banjir dan pada musim kemarau kering.
Tanah seperti ini terdapat di daerah semua dataran tinggi di Sumenep,
Gunung Kembar dan Gunung Tembuko.
Adapun Jenis-jenis Tanah dan Lokasinya adalah sebagai berikut :
1)
Jenis tanah Alluvial Hodromorff, sebagian besar terdapat di Kecamatan
Saronggi dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Batang-batang.
2)
Jenis tanah Alluvial kelabu kekuningan, sebagian besar terdapat di
Kecamatan Kota Sumenep dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan
Saronggi.
3) Jenis tanah Litosol, sebagian besar terdapat di Kecamatan Guluk-guluk dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Lenteng.
4)
Jenis Tanah Asosiasi Litosol dan Mediteran, sebagian besar terdapat di
Kecamatan Bluto, Saronggi dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan
Talango.
5) Jenis tanah Regusol
coklat kekuningan, sebagian besar terdapat di Kecamatan Giligenting dan
sebagian kecil terdapat di Kecamatan Gapura.
6)
Jenis tanah Komplek Brows Forest Litosol dan Mediteran, sebagian besar
terdapat di Kecamatan Pragaan, Ganding, Guluk-guluk dan sebagian kecil
terdapat di Kecamatan Saronggi dan Ambunten.
7)
Jenis tanah Grumosol kelabu, sebagian besar terdapat di Kecamatan
Ganding dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Kalianget.
8)
Jenis tanah Komplek Mediteran Grumosol, Regusol dan Litosol, sebagian
besar terdapat di Kecamatan Batu Putih dan sebagian kecil terdapat di
Kecamatan Gapura.
- Curah Hujan dan Suhu Udara
Curah
hujan pada tahun 2003 rata-rata 1733 mm dengan jumlah hari hujan
berkisar 109 hari dalam setahun. Curah hujan maupun jumlah hari hujan
terbanyak terjadi pada bulan Pebruari masing-masing, yaitu: 4719 mm dan
279 hari. Sedangkan rata-rata hujan per hari dalam setahun adalah 16 mm.
Curah hujan pada setiap tahun relatif kecil dan terbagi menjadi 2 bagian daerah hujan yaitu :
1)
Daerah pantai utara dan sebagian kecil pantai selatan dengan curah
hujan rata-rata antara 1.000-1.500 mm, dengan jumlah hari hujan berkisar
73 hari dalam setahun.
2) Daerah
bagian tengah dan pantai selatan serta timur dengan curah hujan
rata-rata antara 1.500-2.000 mm, dengan jumlah hari hujan sekitar 88
hari setiap tahun.
Kabupaten Sumenep
termasuk dalam kategori daerah tropis. Berdasarkan data tahun 2003
penyinaran matahari rata-rata dalam setahun, yaitu : 75,6%. Penyinaran
matahari tertinggi terjadi pada bulan Agustus dan September sebesar
100%, sedangkan terendah pada bulan Januari dan Pebruari sebesar 40%.
Suhu udara rata-rata dalam setahun adalah 28,2°C. Suhu udara maximum
terjadi pada bulan Oktober, yaitu; 29,3°C, sedangkan udara minimum
terjadi pada bulan Agustus, yaitu : 27,3°C.
Keadaan
cuaca atau temperatur maximum di Kabupaten Sumenep dalam setahun
rata-rata sebesar 31,4°C, sedangkan temperatur minimal rata-rata sebesar
25,2°C. Keadaan cuaca maximum pada tahun 2003 terjadi pada bulan
Oktober, sedangkan temperatur minimum terjadi pada bulan Maret dan
Agustus.
Kelembaban udara maximum
dalam setahun rata-rata 90,25%, sedangkan rata-rata minimum sebesar
70,33%. Dengan demikian hampir setiap tahun sebagian besar daerah di
Kabupaten Sumenep mengalami musim kering yang panjang.
2.2. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
Secara administratif Kabupaten Sumenep terbagi atas :
- 25 (Dua puluh lima) Kecamatan terdiri dari :
– 17 Kecamatan Daratan
– 8 Kecamatan Kepulauan
- 328 (Tiga ratus dua puluh delapan) Desa terdiri dari :
– 242 Desa di wilayah daratan
– 86 Desa di wilayah kepulauan
- 4 (empat) Kelurahan di wilayah daratan.
- 1450 (Seribu empat ratus lima puluh) Dusun.
- 5648 (Limaribu enam ratus empat puluh delapan) RT.
- 2383 (Dua ribu tiga ratus delapan puluh tiga) RW.
2.3. DEMOGRAFI
Berdasarkan
hasil registrasi tahun 2003 jumlah penduduk Kabupaten Sumenep sebanyak
1.045.719 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 506.947 jiwa (48,48%)
dan perempuan sebanyak 538.772 jiwa (51,52%), dengan rasio jenis kelamin
(sex ratio) sebesar 94,09%, sedangkan kepadatan penduduk rata-rata
499.52 jiwa/Km2. Sebagian besar penduduk Kabupaten Sumenep
tinggal di wilayah daratan sebesar 749.419 jiwa (71,67%), sedangkan
sisanya tinggal di wilayah kepulauan sebesar 296.300 jiwa (28,33%).
Secara
keseluruhan jumlah penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Sumenep
79.918 jiwa (7,64%), dengan kepadatan penduduk sebesar 1.454,91 jiwa/Km2 dan terendah terdapat di Kecamatan Nonggunong 14.102 jiwa (1,35%), dengan kepadatan penduduk sebesar 351,85 jiwa/Km2.
Untuk wilayah daratan, jumlah penduduk tertinggi tetap di Kecamatan
Sumenep, sedangkan terendah Kecamatan Manding 27.415 jiwa (2,62%),
dengan kepadatan penduduk 398,01 jiwa/Km2. Jumlah penduduk
tertinggi wilayah kepulauan terdapat di Kecamatan Arjasa 79.365 jiwa
(7,59%), dengan kepadatan penduduk 177,68 jiwa/Km2 dan terendah terdapat di Kecamatan Nonggunong. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Sumenep 1.454,91 jiwa/Km2, diikuti oleh Kecamatan Kalianget dan Pragaan masing-masing sebesar 1.296,32 jiwa/Km2 dan 1.088,69 jiwa/Km2.
Dari
jumlah penduduk sebagaimana tersebut diatas jumlah tenaga kerja dengan
pendataan diatas usia 10 tahun pada tahun 2003 adalah 661.887 jiwa
(63,29%). Sedangkan bukan tenaga kerja dalam hal ini termasuk balita,
pelajar (siswa sekolahan), mengurus rumah tangga atau lainnya berjumlah
383.832 jiwa (36,71%). Dari jumlah tenaga kerja tersebut dapat dirinci
menjadi angkatan kerja berjumlah 645.628 jiwa, kesempatan kerja
(angkatan kerja tertampung) sebanyak 643.255 jiwa (99,63%) sedangkan
pencari kerja (angkatan kerja yang tidak tertampung/pengangguran)
sebanyak 2.373 jiwa (0,37%). Sisanya sebesar 16.259 jiwa dikategorikan
sebagai pengangguran total.
Jumlah
tenaga kerja pada tahun 2003 yaitu 661.887 orang. Tidak tamat SD sebesar
23.176 orang (3,50%). Tamat Sekolah Dasar sebesar 235.847 orang
(35,63%). Tamat SLTP sebesar 128.679 orang (19,44%). Tamat SLTA sebesar
154.231 orang (23,30%). Berpendidikan Sarjana Muda sebesar 91.476 orang
(13,82%) dan berpendidikan Sarjana/Pasca Sarjana sebesar 28.478 orang
(4,30%).
Pada tahun 2003 angkatan
kerja yang memiliki pendidikan sangat rendah, yaitu : belum pernah
sekolah (tidak tamat sekolah dasar) sebanyak 21.832 orang (3,38%),
berpendidikan Sekolah Dasar sebanyak 233.976 orang (36,24%), SLTP
sebanyak 124.591 orang (19,30%), SLTA sebanyak 150.641 orang (23,33%),
Sarjana Muda 88.760 orang (13,75%), sedangkan yang berpendidikan
Sarjana/Pasca Sarjana sebanyak 25.828 orang (4.00%).
Jumlah
kesempatan kerja pada tahun 2003 sebanyak 643.255 orang. Kesempatan
kerja menurut lapangan usaha yang terbanyak bekerja di bidang
bangunan/konstruksi, yaitu : 163.716 orang (25,45%). Sedangkan peringkat
kedua, ketiga dan keempat berturut-turut di bidang Listrik, Gas dan Air
sebanyak 88.478 orang (13,75%), bidang Industri pengolahan sebanyak
86.573 orang (13,46%) dan bidang pertanian sebanyak 65.755 orang
(10,22%). Berpendidikan tidak tamat SD sebesar 21.742 orang (3,38%),
Sekolah Dasar sebesar 232.917 orang (36,21%), SLTP sebesar 123.968 orang
(19,27%), SLTA sebesar 150.469 orang (23,39%), Sarjana Muda sebesar
88.532 orang (13,76%) dan Sarjana/Pasca Sarjana sebesar 25.627 orang
(3,98%).
Adapun kondisi kesehatan
masyarakat Kabupaten Sumenep menunjukkan keadaan yang semakin meningkat.
Angka kematian bayi menurun menjadi 55 per 1000 kelahiran hidup dan
umur harapan hidup mencapai 65 tahun, serta makin berkurangnya angka
kekurangan gizi anak balita.
2.4. KONDISI SOSIAL EKONOMI
2.4.1. Kondisi Sosial, Budaya dan Agama
Penduduk
Kabupaten Sumenep terdiri dari 4 suku bangsa yaitu: Madura, Bugis,
Mandar dan Bajoe. Dari keempat suku bangsa tersebut 3 suku bangsa, yaitu
: Bugis, Mandar dan Bajoe berada di daerah kepulauan, yaitu: Pulau
Masalembu dan Pulau Sapeken . Dengan demikian lebih dekat dengan Pulau
Kalimantan dan Pulau Sulawesi. Sedangkan suku Madura merupakan mayoritas
dan terdapat di wilayah daratan dan sebagian kecil di kepulauan.
Penduduk
Kabupaten Sumenep mempunyai sifat terbuka dan bersemangat tinggi dalam
menyukseskan pelaksanaan pembangunan daerahnya. Mereka bersedia
berkorban untuk kepentingan orang banyak dan mempunyai sikap toleransi
yang tinggi, ulet dan bekerja keras. Mata pencaharian pokok mayarakat
Madura khususnya penduduk Kabupaten Sumenep adalah bertani atau
masyarakat agraris. Pada umumnya penduduk Kabupaten Sumenep bersifat
fanatis religius dan taat terhadap ajaran agama.
Mayoritas
penduduk Kabupaten Sumenep berdasarkan data tahun 2003 beragama Islam
(92,64%); sedangkan Protestan (0,09%); Katolik (0,09%); Hindu (0,03%);
Budha (0,01%) dan lainnya (7,14%). Jumlah tempat peribadatan menurut
agama di Kabupaten Sumenep pada tahun 2003 Mesjid berjumlah 1.413,
Langgar berjumlah 2.848, Mushola/Surau berjumlah 926, Gereja berjumlah 5
dan Pura/Kuil berjumlah 1.
Kehidupan
beragama di Kabupaten sumenep, baik antar umat beragama, antar sesama
agama dan umat beragama dengan sesama agama, demikian juga penganut
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dapat terpelihara dengan baik,
dapat hidup berdampingan, saling toleransi, saling bantu dan saling
berupaya untuk bermusyawarah untuk mencapai mufakat.
2.4.2. Kondisi Ekonomi
- Sumber Daya Alam
- Mineral
Kabupaten
Sumenep memiliki kandungan mineral yang cukup bervariatif. Misalnya
dari jenis bahan galian golongan C yang terdiri dari pospat, batu
gamping, calsit/batu bintang, gipsum, pasir kwarsa, dolomit, batu
lempung dan kaolin.
- Pospat, merupakan endapan dalam gua yang dimanfaatkan penduduk untuk pupuk tersebar di Kecamatan Pasongsongan, Ambunten, Dasuk, Batang-Batang, Batu Putih, Gapura, Manding, Bluto, Guluk-Guluk, Lenteng, Ganding, Sumenep dan Arjasa.
- Batu Gamping, merupakan bahanbakuuntuk pembuatan semen tersebar di Kecamatan Pasongsongan, Dasuk, Gapura, Batang-Batang, Batu Putih, Lenteng, Ganding dan Sumenep.
- Calsit/batu bintang, digunakan untuk bahan bangunan dan sebagian dikirim ke Gresik, tersebar di Kecamatan Batu Putih dan Pasongsongan.
- Gipsum, ditemukan di dalam rekahan-rekahan batu lempung tersebar di Kecamatan Batu Putih Desa Gedang-Gedang dan Rubaru.
- Pasir Kwarsa, merupakan bahanbakuuntuk industri gelas, semen dan keramik. Batu pasir kwarsa berasal dari formasi ngrayong dan pasir kwarsa berasal dari endapan pantai tersebar di Kecamatan Pasongsongan, Ambunten, Dasuk dan Batang-Batang.
- Dolomit, tersebar di wilyah Bluto dan Batu Putih.
- Batu Lempung digunakan sebagai bahanbakupembuatan batu bata dan genteng tersebar di bagian selatan Pulau Kangean dan Pulau Paliat (juga sedikit mengandung kaolin).
- Kaolin, merupakan pelapukan dari batuan beku dan tuff, terdapat di sekitar gunung Mandala. Beberapa lokasi telah ditambang oleh penduduk dan dipasarkan ke Gresik danSurabaya.
- Sumber Daya Energi.
Kabupaten
Sumenep selain memiliki potensi kekayaan alam berupa bahan galian
golongan C, juga memilki bahan tambang strategis berupa golongan A yang
terletak di Pulau Pagerungan Besar Kecamatan Sapeken. Berdasarkan
perjalanan waktu selain di Pulau Pagerungan Besar masih ada beberapa
tempat yang terindikasi mengandung gas dan minyak bumi (ada rembesan
minyak atau ditemukan zat organik sebagai tengara kalau ada sumber
minyak).Diantaranya sekitar perairan Pulau Giligenting, Pulau Karamian
Kecamatan Masalembu dan Kecamatan Pasongsongan.
Berdasarkan
data terakhir menunjukkan bahwa dua pabrik pengolah gas yang berada di
Pulau Pagerungan Besar memproduksi gas alam sebesar 175 MMSCF (Million
Standart Cubic Feet) per hari per pabrik yang disalurkan melalui pipa
bawah laut sepanjang 450 km menuju Porong (sebagai home base).Dari home
base ini kebutuhan gas alam dipasok antara lain untuk memenuhi kebutuhan
di Petro Kimia; Perusahaan Gas Negara dan PT. PJB Unit Pembangkit
Listrik. Namun pada saat ini produksi gas alam yang ada di Pulau
Pagerungan dari tahun ke tahun mengalami penurunan sehingga diperkirakan
pada tahun 2010 akan habis.
Hingga saat ini kekayaan hasil tambang gas dan minyak bumi masih dikelola oleh Contractor Production Sharing (CPS) antara lain :
- Petroleum Beyond Indonesia (PBI) ;
- Trend Java Sea Block 4 ;
- Mobile Oil ;
- Hudbay Oil International ;
- Santos Oil dsb.
Jumlah
produksi gas alam Pagerungan (data Pertamina) Gas Production =
350.000.000 MSCF (Million Standart Cubic Feet) per hari. Nilai produksi =
total Indonesia Share (bruto) $83.558.000/9 bulan (Januari s/d
september) atau sekitar Rp. 781.267.300.000,- (tahun 2004)
- Sumber Daya Air
Berdasarkan aspek geomorfologi, sumber daya air di Kabupaten Sumenep terbagi di empat (4) satuan wilayah :
a) Daerah Dataran.
Daerah
dataran dibentuk oleh endapan aluvium, tempat dipengaruhi air asin,
mudah tererosi dan abrasi, merupakan daerah pertanian dan pemukiman.
b) Daerah Perbukitan Bergelombang Halus.
Daerah
perbukitan bergelombang halus dibentuk oleh batu gamping, berpasir
kuarsa dan aluvium. Produktivitas sumber daya air kecil, sumber daya
bahan galian golongan C batu gamping dan tanah liat, sebagian erosi
permukaan, merupakan daerah pertanian lahan kering dan pemukiman
terbatas.
c) Daerah Perbukitan Bergelombang Kasar.
Daerah
perbukitan bergelombang kasar dibentuk oleh batu gamping terumbu,
sumber daya air tanah langka, daerah ini terdapat pada bagian rekahan,
sumber daya bahan galian golongan C berupa batu gamping, merupakan
daerah konservasi terdiri dari hutan produksi dan budidaya.
d) Daerah Perbukitan yang Terpisah.
Daerah
perbukitan yang terpisah–pisah dibentuk oleh sumber daya air langka,
bahan galian golongan C berupa batu gamping, merupakan wilayah hutan
produksi dan wilayah konservasi (daerah tadah).
- Pertanian
- Potensi Komoditi Pangan.
Tanaman
pangan dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu komoditas beras (padi
sawah dan padi gogo) dan komoditas palawija (jagung, kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, ketela pohon dan ketela rambat). Seluruh komoditas
tanaman pangan mempunyai nilai strategis dari segi perannya sebagai
bahan makanan pokok, bahan baku industri atau sumber pendapatan bagi
masyarakat petani.
Berdasarkan data
Tahun 2003, luas panen komoditas beras (padi sawah dan padi gogo) adalah
25.556 Ha dengan jumlah produksi 214.511,9 Kw, sedangkan untuk
komoditas palawija yang terdiri dari jagung, kedelai, kacang tanah,
kacang hijau, ketela pohon dan ketela rambat masing-masing sebagai
berikut : luas panen jagung adalah 148.049 Ha dengan jumlah produksi
2.733.370 Kw, jagung sebagai makanan pokok tetap berada di peringkat
pertama. Kemudian untuk luas panen kedelai adalah 7.158 Ha dengan jumlah
produksi sebesar 98.617 Kw, luas panen kacang tanah adalah 4.701 Ha
dengan jumlah produksi sebesar 68.426 Kw, luas panen kacang hijau adalah
14.888 Ha dengan jumlah produksi sebesar 147.391 Kw, luas panen ketela
pohon adalah sebesar 14.887 Ha dengan jumlah produksi sebesar 1.427.239
Kw sedangkan luas panen ketela rambat adalah 106 Ha dengan jumlah
produksi 4.885 Kw.
- Potensi Komoditas Hortikultura.
Komoditas
Hortikultura sering dianggap sebagai komoditas pertanian masa depan
yang menjanjikan berbagai keuntungan. Pengembangan hortikultura
diharapkan mampu memberi nilai tambah yang besar bagi produsen dan
industri pengguna, sedangkan bagi konsumen juga dapat memperbaiki
perimbangan gizi dan pola makanan yang saat ini bertumpu pada beras.
Komoditas
sayur mayur yang diusahakan oleh masyarakat petani di Kabupaten Sumenep
terbanyak adalah lombok dengan jumlah produksi 25.500 Kw, bawang merah
dengan jumlah produksi 18.240 Kw dan jumlah produksi terong adalah
17.550 Kw. Sedangkan untuk komoditas yang lain jumlah produksinya adalah
sebagai berikut : bayam 10.540 Kw; kangkung 8.450 Kw; mentimun 6.790
Kw; tomat 6.400 Kw dan kacang panjang 6.300 Kw.
Sedangkan
untuk komoditas buah-buahan jumlah produksinya cukup bervariatif. Buah
mangga dengan jumlah produksi 252.949 Kw merupakan komoditas buah
tertinggi jumlah produksinya. Peringkat kedua dan ketiga masing-masing
buah pisang 186.687 Kw dan pepaya 86.347 Kw. Sedangkan untuk komoditas
yang lain jumlah produksinya sangat bervariatif yaitu buah rambutan
18.978 Kw; jeruk 14.818 Kw; jambu biji 8.985 Kw; salak 4.076 Kw; sawo
2.815 Kw; nenas 679 Kw; belimbing 317 Kw dan alpukat 1 Kw.
- Potensi Komoditas Perkebunan.
Program
pembangunan perkebunan sebagai bagian dari program pembangunan daerah
bertujuan untuk meningkatkan sumber daya perkebunan dengan memperhatikan
keunggulan kooperatif daerah, sehingga pembangunan perkebunan mempunyai
arti penting dalam rangka memacu perkembangan industri dan ekspor impor
migas hasil perkebunan, meningkatkan kesempatan kerja serta pendapatan
masyarakat petani.
Berdasarkan data
statistik Tahun 2003, komoditas perkebunan di Kabupaten Sumenep sangat
bervariatif. Jumlah produksi tertinggi adalah kelapa yaitu 31.110,27 ton
dengan luas lahan 48.027,01 Ha. Jumlah produksi lainnya masing-masing
yaitu :
- Tembakau 14.793,43 ton dengan luas lahan 23.339,75 Ha
- Cabe jamu 4.328,22 ton dengan luas lahan 1.811,70 Ha
- Jambu mete 2.614,28 ton dengan luas lahan 8.921 Ha
- Kapok randu 1.851,20 ton dengan luas lahan 10.013 Ha
- Siwalan 1.626,82 ton dengan luas lahan 5.412 Ha
Tanaman
tembakau merupakan komoditas unggulan yang menjadi komoditas favorit
bagi masyarakat petani di Kabupaten Sumenep, dengan harapan hasilnya
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Komoditas unggulan lainnya
adalah kelapa, jambu mente, dan cabe jamu. Tanaman cabe jamu banyak
diusahakan secara intensif, karena memiliki nilai ekonomis yang cukup
tinggi.
Komoditas perkebunan dari
kelompok rempah-rempah, produksi terbesar adalah lempuyang 251,44 ton
dengan luas 140 Ha.Temulawak 242,67 ton dengan luas 124 Ha. Kunyit
130,97 ton dengan luas 149 Ha; jahe 82,85 ton dengan luas 96 Ha.
Komoditas rempah-rempah ini banyak ditanam masyarakat disamping untuk
konsumsi rumah tangga juga untuk bahan dasar produksi jamu tradisional
madura, sedangkan tanaman rempah terendah adalah kunci yaitu 8,8 ton
dengan luas lahan 10 Ha.
- Perikanan
Luas
wilayah perairan Kabupaten Sumenep ± 50.000 Km² dengan jumlah pulau
yaitu 126 pulau (data terkoreksi). Panjang pantai ± 577,76 Km; jumlah
nelayan 30.120 orang; jumlah petani ikan 622 orang; jumlah perahu 7.530
unit dan alat tangkap 30.130 unit.
Berdasarkan
estimasi produksi potensi sumber daya ikan di perairan laut Kabupaten
Sumenep mampu menghasilkan per tahun sebesar 50.000 Km² x 4,58 ton =
229.000 ton per tahun. Sedangkan menurut estimasi potensi sumber lestari
dihitung 60% dari jumlah potensi yang ada atau 60% x 229.000 ton =
137.400 ton per tahun.
Pengembangan
produksi perikanan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani
nelayan melalui peningkatan produksi dan produktivitas usaha yang
berorientasi pada agrobisnis. Produksi perikanan yang dicapai Kabupaten
Sumenep pada Tahun 2003 mencapai 43.828,386 ton per tahun atau 31,90%
dari potensi lestari dengan nilai Rp. 547.854.825.000,-. Berarti potensi
perikanan yang masih belum tergali sebesar 93.571,69 ton per tahun atau
68,10% dari potensi lestari. Kemampuan potensi sebesar ini masih perlu
penanganan secara optimal sehingga kemampuan potensi yang ada dapat
dinikmati untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan di
lingkungan Kabupaten Sumenep. Produksi tahun 2003 tersebut mengalami
kenaikan sebesar 1.798,076 ton atau 4,28% dibandingkan dengan produksi
Tahun 2002 sebesar 42.030,310 ton.
Adapun perkembangan produksi perikanan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Perkembangan Produksi Perikanan (satuan ton)
NO
|
JENIS USAHA
|
2002
|
2003
|
1.
2.
3.
4.
| Penangkapan |
- Perairan Umum
Budidaya
- Tambak
- Kolam
Rumput Laut
Teri Nasi
42.030,310
50,12
890,97
28,03
31.704,692
860,413
43.828,386
52,312
840,839
29,661
35.400,928
609,084
Berdasarkan
data tersebut di atas, perkembangan produksi secara keseluruhan
mengalami peningkatan. Hal ini karena adanya perkembangan motorisasi dan
alat tangkap yang produktif.
Disamping
potensi tersebut di atas Kabupaten Sumenep juga memiliki potensi tambak
seluas ± 1.723,41 Ha; potensi budidaya rumput laut seluas ± 5.870 Ha,
potensi budaya siput mutiara; budidaya ikan karang (kerapu; lobster;
kakap merah; dan ekor kuning); budidaya ikan air tawar dan potensi
wisata bahari serta budidaya artemia.
- Peternakan
Populasi
ternak besar di Kabupaten Sumenep terbesar dan spesifik adalah ternak
sapi. Terbukti pada tahun 2003 populasi sapi sekitar 226.242 ekor, yang
masih dikelola secara tradisional (ternak kerja, penghasil pupuk
kandang, kegemaran dan tabungan) sebagai sub komponen usaha tani.
Keunggulan sapi madura khususnya sapi Sumenep dengan daerah-daerah lain di Pulau Madura jenisnya adalah sama yaitu :
- Tahan terhadap penyakit spesifik, mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap kondisi alam yang kurang baik.
- Mempunyai respon yang baik terhadap perbaikan pakan melalui peningkatan protein maupun energi pakan yang ditujukan dengan pertimbangan bobot badan optimal.
- Mempunyai tipe sapi potong dan kualitas daging yang baik.
Populasi
ternak kedua yang banyak dipelihara oleh masyarakat Sumenep khususnya
masyarakat kepulauan di Kecamatan Arjasa dan Sapeken adalah ternak
kerbau. Di daratan hanya terdapat di Kecamatan Kalianget. Jumlah ternak
kerbau adalah 6.926 ekor. Populasi ternak ketiga adalah ternak kuda yang
berjumlah 3.357 ekor.
Populasi
ternak kecil yang banyak dipelihara di Kabupaten Sumenep adalah kambing
berjumlah 113.224 ekor dan domba berjumlah 25.123 ekor. Sedangkan ternak
unggas tercatat ayam ras berjumlah 235.584 ekor; ayam kampung 741.131
ekor dan itik 42.417 ekor.
2.5. PRASARANA DASAR DAN PENDUKUNG
2.5.1. Prasarana Dasar
- Sarana Perhubungan Darat
Pembangunan
sarana dan prasarana yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten
Sumenep dibidang prasarana perhubungan darat adalah jaringan jalan, baik
di daratan maupun di kepulauan. Dengan tersedianya sarana dan prasarana
dimaksud akan mengakibatkan transportasi perekonomian dan lalu lintas
semakin lancar.
Panjang jalan darat
di Kabupaten Sumenep berdasarkan data tahun 2004 dari Dinas PU. Bina
Marga Kabupaten Sumenep sepanjang 1.748,33 Km dengan perincian sebagai
berikut :
a) Panjang Jalan Negara : 48,830 Km, dengan kondisi jalan :
4 Kondisi baik : 17,370 Km
4 Kondisi sedang : 14,460 Km
4 Kondisi rusak : 17,000 Km
4 Kondisi rusak berat : -
b) Panjang Jalan Propinsi : 69,600 Km
4 Kondisi baik : 16,700 Km
4 Kondisi sedang : 12,400 Km
4 Kondisi rusak : 40,500 Km
4 Kondisi rusak berat : -
c) Panjang Jalan Kabupaten : 1.629,900 Km
4 Kondisi baik : 1.323,100 Km
4 Kondisi sedang : 158,900 Km
4 Kondisi rusak : 98,500 Km
4 Kondisi rusak berat : 49,400 Km
Kondisi jalan secara keseluruhan masing-masing :
a) Kondisi Baik : 1.357,17 Km (77,63%)
b) Kondisi Sedang : 185,76 Km (10,62%)
c) Kondisi Rusak : 156,00 Km (8,92%)
d) Kondisi Rusak Berat : 49,400 Km (2,83%)
- Sarana Transportasi Darat dan Laut
Untuk
mendukung kelancaran transportasi arus lalu lintas di Kabupaten
Sumenep, baik yang menghubungkan daerah yang satu dengan yang lain di
Kabupaten Sumenep (daratan dan kepulauan) atau Kabupaten Sumenep dengan
Kabupaten lainnya hingga tahun 2003 tercatat sebagai berikut :
a) Sarana Angkutan Darat Bermotor
– Sedan dan Sejenisnya : 202 unit
– Jeep : 125 unit
– Bus : 37 unit
– Micro Bus/St.Wagon : 2.174 unit
– Truck, Pick Up dan Sejenisnya : 2.591 unit
– Sepeda Motor : 49.814 unit
b) Sarana Angkutan Darat Tidak Bermotor
– Sepeda : 67.549 unit
– Becak : 4.547 unit
– Delman/Dokar : 99 unit
c) Sarana Angkutan Laut Bermotor
– Kapal Perintis (antar pulau) : 2 unit.
– Kapal Penyeberangan (antar pulau) : 4 unit.
– Perahu/Kapal Bermotor : 1.951 unit
d) Sarana Angkutan Laut tidak Bermotor
– Perahu/sampan : 503 unit
e) Sarana Penangkapan Ikan
– Perahu/Kapal bermotor : 7.926 unit
– Perahu/Kapal tidak bermotor : 2.404 unit
- Dermaga/Pelabuhan
Sarana
perhubungan laut yang menghubungkan antara wilayah daratan dan
kepulauan atau antara pulau yang satu dengan yang lain sehingga segala
aktivitas/kegiatan bisa terwujud meliputi sarana :
- Dermaga/Pelabuhan bersifat permanen dan berkonstruksi cukup kuat bisa dipakai untuk bersandar dan berlabuh bagi kapal-kapal besar/kapal penumpang. Jumlah dermaga/pelabuhan secara keseluruhan ada 11 masing-masing terdapat di Kecamatan Kalianget sebanyak 3 (terletak di Desa Kalianget Timur) meliputi penyeberangan ke Pulau Talango, antar pulau dan pelabuhan milik PT. Garam. Di Kecamatan Maselembu ada 1 pelabuhan terletak di Desa Masalima. Di Kecamatan Sapeken ada 2 terletak di Desa Sapeken dan Pagerungan Besar. Di Pulau Sapudi ada 2 terdapat di Desa Gayam (Kecamatan Gayam), dan Desa Karamian (Kecamatan Nonggunong). Di Kecamatan Arjasa (Pulau Kangean) ada 2 yaitu Pelabuhan Batu Guluk I dan II terdapat di Desa Bilis-Bilis. Dan di Kecamatan Raas ada 1 terdapat di Desa Berakas.
- Pier/Tanggak atau Pelabuhan Alam, Pelabuhan tradisional terletak di Kecamatan Dungkek (Desa Dungkek), Gapura (Desa Longos), Gili Genting (Desa Aeng Anyar), Talango (Desa Talango), Ra’as (Desa Ketupat), Sapudi, Pasongsongan (Desa Pasongsongan), Ambunten (Desa Ambunten Tengah), Dasuk (Desa Slopeng), Bluto (Desa Lobuk), Pragaan, Saronggi (Desa Tanjung), Nonggunong (Desa Sokarami Paseser).
- Terminal
Sarana
perhubungan darat yang menghubungkan daerah yang satu dengan yang lain
di Kabupaten Sumenep atau yang menghubungkan Kabupaten Sumenep dengan
Kabupaten lainnya agar segala aktivitas dapat berjalan dengan lancar
meliputi sarana:
– Terminal (antar kota) terletak di Desa Kolor Kecamatan Kota Sumenep.
– Sub Terminal (antar Kecamatan) terletak di Desa Pamolokan Kecamatan Kota Sumenep.
– Sub Terminal (antar Kecamatan) terletak di Desa Kebunagung Kecamatan Kota Sumenep.
– Sub Terminal (antar Kecamatan) terletak di Desa Bangkal Kecamatan Kota Sumenep.
– Sub Terminal (antar Kecamatan) terletak di Desa Kalianget Timur Kecamatan Kalianget.
– Sub Terminal (antar Kecamatan) terletak di Desa Dungkek Kecamatan Dungkek.
– Sub Terminal (antar Kecamatan) terletak di Desa Talango Kecamatan Talango.
- Sarana Kelistrikan
Sarana
pembangunan kelistrikan PLN, PLTD maupun PLTS di Kabupaten Sumenep
adalah untuk tercapainya suatu kondisi dinamis yang mampu mengimbangi
kebutuhan energi yang meningkat keseluruh pelosok pedesaan dengan mutu
dan pelayanan yang memadai, sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi
dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Yang terjangkau PLN di
Kabupaten Sumenep yaitu : 22 Kecamatan, kecuali Kecamatan Nonggunong,
Ra’as dan Masalembu terdiri dari :
- Pelanggan : 107.471
- Daya Terpasang : 69.464.415 KVA
- Konsumsi : 7.524.607 KWA
Kecamatan yang belum terjangkau PLN atau daerah terpencil dan terisolir menggunakan PLTD, PLTS ataupun penerangan lainnya.
- Sarana Air Bersih
Sarana
pembangunan air bersih di Kabupaten Sumenep tersedia PDAM. Pada umumnya
air PDAM ini banyak terdapat di perkotaan (Kecamatan Kota Sumenep).
Akan tetapi ada beberapa Kecamatan lainnya juga tersedia air PDAM.
Berdasarkan data tahun 2003 bahwa :
1) Jumlah Pelanggan : 10.398
- Rumah Tangga : 9.664
- Niaga : 227
- Industri : 5
- Sosial : 221
- Instansi Pemerintah : 280
- Pelabuhan : 1
2) Jumlah Pemakaian Air : 2.294.618 m3
3) Jumlah Pendapaten PDAM : Rp. 2.283.389.530,-
Bagi
Daerah/Kecamatan yang belum teraliri dengan air PDAM, maka masyarakat
secara umum untuk memenuhi kebutuhan air bersih menggunakan air sumur
atau air sumber. Sedangkan baik yang tidak atau belum terdapat keduanya
biasanya menggunakan air sungai atau yang lainnya.
- Telekomunikasi
Untuk
sambungan telepon di Kabupaten Sumenep dibagi menurut lokasi. Ada 8
lokasi yaitu : Pragaan, Sumenep, Ambunten, Batang-batang, Sapudi,
Sapeken, Arjasa dan Masalembu. Jumlah Kantor Telkom seluruhnya 9; Jumlah
Wartel 370; Jumlah Warsel 5; Jumlah Telepon Umum 74 unit dan jumlah
sambungan seluruhnya 17.266 Rumah Tangga.
- Perdagangan
Untuk
mendukung perkembangan perekonomian di Kabupaten Sumenep telah dibangun
pasar daerah dan pasar desa. Berdasarkan data tahun 2004 bahwa :
- Jumlah Pasar Daerah di Kabupaten Sumenep : 20 buah.
- Jumlah Pasar Desa di Kabupaten Sumenep : 35 buah.
- Fasilitas Kesehatan
Sarana kesehatan yang tersedia di Kabupaten Sumenep berdasarkan data tahun 2003 terdiri dari :
1) Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar di Kecamatan Kota Sumenep.
2) Rumah Sakit Islam (RSI) di Kecamatan Kalianget
3) Puskesmas 29 buah.
4) Puskesmas Pembantu 68 buah.
5) Puskesmas Keliling 25 buah.
6) BKIA/Polindes 189 buah.
Tenaga medis atau dokter yang ada di Kabupaten Sumenep berjumlah :
1) Dokter Umum/Spesialis : 25 orang
2) Dokter Gigi : 7 orang
3) Paramedis : 181 orang
4) Bidan : 40 orang
5) Bidan Desa : 168 orang
6) Pembantu Bidan : 7 orang
7) Non Para Medis : 511 orang
8) Perawat : 129 orang
2.5.2. Prasarana Pendukung
- Pengembangan Bandara Trunojoyo
Bandara
(bandar udara) atau lapangan terbang Trunojoyo mempunyai kedudukan yang
sangat strategis dalam pelaksanaan pembangunan khususnya dalam rangka
mendukung pengembangan pariwisata dan pembangunan percepatan
perekonomian di Kabupaten Sumenep. Apalagi dengan adanya pembangunan
jembatan Suramadu. Oleh karena itu lapangan terbang Trunojoyo yang
merupakan lapangan terbang perintis perlu difungsikan kembali dan
dikembangkan menjadi Bandara kelas III sebagai penerbangan reguler.
Bandara yang pernah difungsikan di Sumenep, yaitu :
- Bandara Trunojoyo terletak di Desa Pabian Kecamatan Kota Sumenep.
- Bandara (bekas Pertamina) terletak di Desa Masalima Kecamatan Masalembu.
- Bandara (bekas Pertamina) terletak di Pulau Saor Desa Sapeken Kecamatan Sapeken.
- Bandara (bekas Pertamina) terletak di Pulau Pagerungan Besar Desa Pagerungan Besar Kecamatan Sapeken.
- Perhotelan
Sarana perhotelan yang tersedia di Kabupaten Sumenep terkonsentrasi di Kecamatan Kota Sumenep yang terdiri dari :
1) Hotel Utami Sumekar : Jln. Trunojoyo No. 53 Sumenep Telp. (0328) 672221
2) Hotel Wijaya I : Jln. Trunojoyo No. 47 Sumenep Telp. (0328) 662433
3) Hotel Wijaya II : Jln. KH. Wachid Hasyim No. 3 Sumenep Telp. (0328) 662532
4) Hotel Safari : Jln. Trunojoyo No. 90 Sumenep Telp. (0328) 662989
5) Wisma Sumekar : Jln. Trunojoyo No. 53 Sumenep
- Lembaga Keuangan
Di
Kabupaten Sumenep terdapat beberapa lembaga keuangan dapat
dikategorikan kedalam Bank Pemerintah; Bank Swasta dan Lembaga Keuangan
Lainnya (asuransi). Lembaga ini diperuntukkan untuk menunjang aktivitas
pengembangan perniagaan. Keberadaan lembaga keuangan sebagai berikut :
1) Bank NasionalIndonesia(BNI) Jl. Trunojoyo No.61 Sumenep Telp : (0328) 662246, 662946, 662454
2) Bank RakyatIndonesia(BRI) Jl. Trunojoyo 134 A Sumenep Telp: (0328) 662717
3) Bank Jatim Jl. Trunojoyo No. 49 Sumenep
Telp : (0328) 662557
Telp : (0328) 662557
4) Bank Pengkreditan Rakyat Sumekar (BPRS) Jl. Trunojoyo Sumenep Telp : (0328) 668088
5) Bank Pensiunan Tabungan Negara (BPTN) Jl. Trunojoyo No.302 Sumenep Telp : (0328) 662712,665774
6) Bank Tabungan Negara (BTN) Jl. Diponegoro Sumenep Telp : (0328) 662777
7) Bank Syariah Mandiri Jl. Trunojoyo Sumenep
8) BankCentral Asia(BCA) Jl. Trunojoyo 136 Sumenep Telp : (0328) 662174
9) Bank Danamon Jl. Trunojoyo 49 Sumenep Telp : (0328) 662130
10) Asuransi JiwasrayaJl. H.P. Kusuma Sumenep
11) Asuransi Bumi Putera Jl. Trunojoyo 81 Sumenep Telp : (0328) 665862
12) Asuransi Kesehatan Jl. Seludang Sumenep.
2.6. PARIWISATA
Kabupaten
Sumenep dengan kondisi alam yang indah seperti panorama pantai,
panorama bawah tanah (gua-gua), panorama bawah laut (taman laut) dan
sumber mata airnya. Didukung pula adanya peninggalan sejarah berupa
keraton, museum keraton dan makam raja-raja islam. Serta kekayaan seni
budaya keterampilan tangan rakyatnya berupa seni batik, seni ukir,
makanan dan jamu tradisonal, dapat mengarahkan Kabupaten Sumenep menjadi
daerah tujuan wisata di Jawa Timur.
Beberapa
obyek wisata maupun atraksi seni tradisional dan budaya yang ada di
Kabupaten Sumenep yang sudah maupun yang belum di kembangkan adalah :
A. Wisata Alam
1. Pantai Lombang (Kecamatan Batang-Batang).
2. Pantai Slopeng (Kecamatan Dasuk).
3. Pantai Ponjug (Kecamatan Talango).
4. Pantai Badur (Kecamatan Batuputih).
5. Pantai Karamian (Kecamatan Masalembu).
6. Taman Kiermata (Kecamatan Saronggi).
7. Sumber Air Belerang (Kecamatan Pragaan).
8. Gua Jeruk (Kecamatan Kota Sumenep).
9. Gua Kuning (Kecamatan Arjasa).
10. Gua Pajuddan (Kecamatan Guluk-Guluk).
11. Gua Peteng (Kecamatan Arjasa).
12. Gua Arca (Kecamatan Arjasa).
13. Gua Tampeh (Kecamatan Ganding).
14. Areal Pancing (Kecamatan Kalianget dan Saronggi).
15. Rumah Berkasur Pasir (Kecamatan Batang-Batang).
16. Kolam Renang (Kecamatan Kota Sumenep).
17. Sumber Mata Air Batu Karang ( Kecamatan Arjasa).
18. Sumber Air Panas (Kecamatan Batang-Batang).
19. Batu Tali (Kecamatan Dungkek).
20. Batu Kondang (Kecamatan Dungkek).
21. Batu Kodung Bahari (Kecamatan Kalianget).
22. Goa (Kecamatan Nonggunong).
23. Pantai/Gunung Pasir Panaongan (Kecamatan Pasongsongan).
24. Sungai Grujugan (Kecamatan Pasongsongan).
25. Gua Mandalia (Kecamatan Saronggi).
B. Wisata Sejarah dan Agamis/Ziarah.
1. Keraton Sumenep (Kecamatan Kota Sumenep).
2. Museum Keraton Sumenep (Kecamatan Kota Sumenep).
3. Mesjid Agung (Kecamatan Kota Sumenep).
4. Pemakaman Asta Tinggi (Kecamatan Kota Sumenep).
5. Pemakaman Asta Katandur (Kecamatan Kota Sumenep).
6. Gunung Leket (Kecamatan Ganding).
7. Asta Belingi (Kecamatan Gayam).
8. Asta Nyamplong (Kecamatan Gayam).
9. Asta Adipoday (Kecamatan Gayam).
10. Asta (kuburan) Simo Winokromo (Kecamatan Gayam).
11. Asta K. Abdullah (Kecamatan Guluk-Guluk).
12. Asta Gumuk (Kecamatan Kalianget).
13. Benteng VOC (Kecamatan Kalianget).
14. Asta K. Faqih/Nyi Stir (Kecamatan Lenteng).
15. Pemakaman Pekke (Kecamatan Lenteng).
16. Asta Jokotole (Kecamatan Manding).
17. Bujuk/Asta Ponjuk (Kecamatan Nonggunong).
18. Asta Agung Ali Akbar (Kecamatan Pasongsongan).
19. Asta/Bujuk Panaongan (Kecamatan Pasongsongan).
20. Pemakaman Anggo Suto (Kecamatan Saronggi).
21. Asta Sayid Yusuf (Kecamatan Talango).
C. Wisata Bahari
1. Pantai Mamburit (Kecamatan Arjasa).
2. Taman Laut Pulau Saobi (Kecamatan Arjasa).
3. Taman Laut/Terumbu Karang (Kecamatan Masalembu).
4. Terumbu Karang (Kecamatan Ra’as).
5. Taman Laut Pulau Saor (Kecamatan Sapeken).
6. Pantai Pasir Putih dan Terumbu Karang Pulau Saor (Kecamatan Sapeken)
7. Taman Laut Gililawak (Kecamatan Talango).
D. Wisata Konservasi
1. Kijang/Rusa di Kecamatan Arjasa dan Sapeken.
2. Ayam Bekisar di Kecamatan Arjasa.
3. Cagar Alam Pulau Saobi di Kecamatan Arjasa.
4. Pohon Cemara Udang (Kecamatan Batang-Batang).
5. Burung Betet (Kecamatan Masalembu).
6. Kucing Busok (Kecamatan Ra’as).
7. Penyu (Kecamatan Sapeken).
8. Burung Gosong, telurnya sebesar badannya (Kecamatan Arjasa).
E. Wisata Budaya
1. Kerapan Sapi (beberapa kecamatan ada).
2. Upacara Adat Nyadar (Kecamatan Saronggi).
3. Upacara Adat Petik Laut (Kecamatan Bluto dan Saronggi).
4. Topeng (beberapa kecamatan ada).
5. Ludruk (beberapa kecamatan ada).
6. Macopat (beberapa kecamatan ada).
7. Karawitan/Gamelan (beberapa kecamatan ada).
8. Pencak Silat (beberapa kecamatan ada).
9. Tari Sintong (Kecamatan Ambunten).
10. Saronen (Kecamatan Gayam dan Talango).
11. Jidur/Bedug (Kecamatan Gayam).
12. Rokatan Laut (Kecamatan Masalembu).
13. Musik Tong-Tong (Kecamatan Pasongsongan).
14. Hadrah (beberapa kecamatan ada).
15. Samroh (beberapa kecamatan ada).
16. Gambus (beberapa kecamatan ada).
F. Wisata Minat Khusus
1. Pondok Pesantren
2. Pembuatan Garam
3. Sentra Batik Sumenep di Kecamatan Bluto.
4. Pembuatan Ukir-ukiran.
5. Pembuatan Perahu
6. Pembuatan Topeng
7. Pembuatan Keris
2.7. KOTAK INFORMASI
1. Pemerintah Kabupaten Sumenep;Jl. Dr. Cipto 33 Sumenep; (0328) 664977-662610 Fax : 662610 www.sumenep.go.id
2. Bappeda Kabupaten Sumenep; Jl. Trunojoyo 120 Sumenep; (0328) 662189 Fax : 666923 www.bappeda-smp.go.id dan www.sumenep-p3ik.go.id
3. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumenep; Jl. Dr. Sutomo 5 Sumenep; (0328) 667148-672617 Fax : 672617 www.eastjava.com/tourism/sumenep Email : kadisparta@sumenep.go.id
4. Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Sumenep; Jl. KH. Mansyur 71 Sumenep; (0328) 662635 Fax : 663984 www.sumenep.go.id Email : kainfokom@sumenep.go.id
5. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep; Jl. Asoka 17 Sumenep; (0328) 662092 www.sumenep.go.id Email : kadisperindag@sumenep.go.id
6. PT. Dharma Lautan Utama Cabang Kalianget; Jl. Pelabuhan Kalianget Sumenep; (0328) 663054
PERKEBUNAN | |
---|---|
1. Jambu Mete | |
Produksi Tahunan: - Tahun 2006 : - - Tahun 2007 : - - Tahun 2008 : 3.104 Ton - Tahun 2009 : - - Tahun 2010 : - | Sumber Data: Statistik Perkebunan 2008 – 2010 Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu – Jakarta 12550 Telp 021 – 7815380 – 4 Fax 021-715486 – 7815586 |
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : -
- Tahun 2008 : 42.514 Ton
- Tahun 2009 : -
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2008 – 2010
Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu – Jakarta 12550
Telp 021 – 7815380 – 4
Fax 021-715486 – 7815586
Updated: 02-11-20113. Kopi
Produksi Perkebunan Rakyat Untuk kopi Untuk Tahun 2006 :5 Ton dan Untuk Tahun 2009:7 TonProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : 5 Ton
- Tahun 2007 : -
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : 7 Ton
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2009-2011
Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan
Komp Deptan Gedung C Lt-III Ruang. 307 Jl. Harsono R.M No. 3 Ps Minggu Jakarta Selatan 12550
Telp 021-7817693 021-7815380-4 Ext-4318
Fax 021-7815586 021-7815486
Updated: 02-11-2011PERTAMBANGAN4. Batu Gamping
Kapasitas produksi per tahun 18.500 ton Deposit: 1.067.693.000 tonProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : 0
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : -
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Potensi Unggulan di Jawa Timur
Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur
Jl. Jagir Wonokromo No. 352 Surabaya
Telp 031-8410877 – 8418676
Fax 031-8412363
Updated: 02-11-20115. Dolomit
Kapasitas produksi per tahun 19.000 ton Deposit: 27.000.000 tonProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : 0
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : -
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Potensi Unggulan di Jawa Timur
Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur
Jl. Jagir Wonokromo No. 352 Surabaya
Telp 031-8410877 – 8418676
Fax 031-8412363
Updated: 02-11-20116. Pasir Kuarsa
Kapasitas produksi per tahun 1.500 ton Deposit: 163.000.000 tonProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : 0
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : -
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Potensi Unggulan di Jawa Timur
Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur
Jl. Jagir Wonokromo No. 352 Surabaya
Telp 031-8410877 – 8418676
Fax 031-8412363
Updated: 02-11-20117. Fosfat
Kapasitas produksi per tahun 2.500 ton Deposit: 50.000.000 tonProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : 0
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : -
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Potensi Unggulan di Jawa Timur
Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur
Jl. Jagir Wonokromo No. 352 Surabaya
Telp 031-8410877 – 8418676
Fax 031-8412363
Updated: 02-11-20118. Batu KapurProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : -
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : -
- Tahun 2010 : 0Sumber Data:
Potensi Bisnis dan Investasi di Jawa Timur
Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur
Jl. Jagir Wonokromo No. 352 Surabaya
Telp 031 – 8410877 031 – 8418676
Fax 031 – 8412363
Updated: 02-11-20119. Tanah LiatProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : -
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : -
- Tahun 2010 : 0Sumber Data:
Potensi Bisnis dan Investasi di Jawa Timur
Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur
Jl. Jagir Wonokromo No. 352 Surabaya
Telp 031 – 8410877 031 – 8418676
Fax 031 – 8412363
Updated: 02-11-2011
PERKEBUNAN | |
---|---|
11. Kakao Produksi Perkebunan Rakyat Untuk Kakao Untuk Tahun 2006 :79 Ton dan Untuk Tahun 2009: 34 Ton | |
Produksi Tahunan: - Tahun 2006 : 79 Ton - Tahun 2007 : - - Tahun 2008 : - - Tahun 2009 : 34 Ton - Tahun 2010 : - | Sumber Data: Statistik Perkebunan 2009-2011 Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu – Jakarta 12550 Telp 021-7817693 021-7815380-4 Ext-4318 Fax 021-7815586 021-7815486 |
Produksi Perkebunan Rakyat Untuk Cengkeh Untuk Tahun 2006 :32 Ton dan Untuk Tahun 2009: 51 TonProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : 32 Ton
- Tahun 2007 : -
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : 51 Ton
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2009-2011
Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu – Jakarta 12550
Telp 021-7817693 021-7815380-4 Ext-4318
Fax 021-7815586 021-7815486
Updated: 02-11-201113. Jambu Mete
Produksi Perkebunan Rakyat Untuk Jambu Mete Untuk Tahun 2006 :3.223 Ton dan Untuk Tahun 2009: 3.398 TonProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : 3.223 Ton
- Tahun 2007 : -
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : 3.398 Ton
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2009-2011
Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu – Jakarta 12550
Telp 021-7817693 021-7815380-4 Ext-4318
Fax 021-7815586 021-7815486
Updated: 02-11-2011PERTANIAN14. Tembakau
Produksi Tembakau Tahun 2006 : Tembakau madura : 13.791 Ton Produksi Tembakau Tahun 2009 : Tembakau madura : 6.575 TonProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : 13.791 Ton
- Tahun 2007 : -
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : 6.575 Ton
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2009-2011
Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu – Jakarta 12550
Telp 021-7817693 021-7815380-4 Ext-4318
Fax 021-7815586 021-7815486
Updated: 02-11-2011
Keterangan :
- : Data Tidak Tersedia
- : Data Tidak Tersedia
0 komentar
Posting Komentar