Senin, 27 Februari 2012

PROFIL DAN POTENSI KABUPATEN SUMENEP



 lambang kabupaten sumenep
ARTI LAMBANG DAERAH KABUPATEN SUMENEP
 
SK DPRD-GR Tanggal 25 Mei 1965
NO.:3/II/20DPRD-DR/65/2820
Ukuran Lambang
82.5 x 105 cm (11 14)
 
Bentuk Lambang
Berbentuk “PERISAI” dengan mempunyai 5 (lima) sudut. Makna Perisai melambangakan senantiasa kesiapsediaan dan keberanian masyarakat dan daerah tingkat II Sumenep untuk mempertahankan diri dari setiap gangguan kedzoliman serta mempertahankan keunggulan dan kemakmuran daerah.
 
Makna dan Kemakmuran daerah
Makna dari 5 (lima) sudut perisai melambangkan dasar yang akan ditaati dan akan dipertahankan oleh masyarakat daerah tingkat II Sumenep, ialah falsafah dasar Negara Kita Pancasila. Karena itu maka sudut 5 (lima) yang melingkari dan merupakan bentuk dari perisai tersebut.
 
Versiering isi perisai :
Terdapat gambar KUDA BERSAYAP yang berwarna kuning emas, diambil dari lambang kepahlawanan terkenal di daerah tingkat II Sumenep yang ada hubungannya dengan cerita kuno yaitu kuda Skati dari Pahlawan Putra Sumenep DJOKO TOLE (Aria Panole) dengan lukisan kuda itu melambangkan jiwa keberanian dan patriotisme mesyarakat daerah Tingkat II Sumenep, dan sayap dari kuda itu melambangkan jiwa penuh dinamika. Sedang warna kuning melambangkan dasar mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa yang menyoroti setiap gerak dan usaha Daerah Tingkat II Sumenep. Selaras pula dengan dasar pertama dari Pancasila. Selain gambar lukisan kuda bersayap berwarna kuning emas tersebut, ditetapkan pula adanya PITA yang berisikan tulisan SUMEKAR (Nama Sumenep diwaktu jaman nenek moyang kita).
Makna dari kata Sumekar itu ialah senantiasa berkembang (mekar) yang sesuai sekali dengan perkembangan revolusi nasional kita yang terus berkembang “in the rising deman” mencapai terwujudnya cita-cita Pancasila amanat penderitaan rakyat yang terkenal dengan SOSIALISME INDONESIA.
 
Sikap dan bentuk Kuda :
Ditetapkan dalam keadaan beraksi menentang, kepalanya sedikit tunduk menoleh ke kiri (gigih, bahasa Madura “nyoronteng”). Sayap kuda berdiri tegak sesuai dengan keadaan kuda yang siap sedia mengemban amanat Penderitaan Rakyat Daerah Tingkat II Sumenep. Bulu ekor kuda keriting 8, mengingatkan kita pada tahun 1945 dan keritingan dari bulu-bulu itu kita harus bersatu.
Pita di dalam :
Pita dalam perisai ditetapkan berwarna dasar putih dan tulisan dengan warna dasar berwarna merah, melambangkan SANG MERAH PUTIH bendera kita Negara Republik Indonesia.
Dasar Hijau dari :
Warna hijau ialah berarti yang akan datang (harapan) terhadap cita-cita yang diperjuangkan.
Warna Hitam :
Sebagai batas tertentu yang melingkari perisai dengan arti dari lingkaran termaksud menyatukan cita-cita.

2.1.     KONDISI GEOGRAFIS
Kabupaten Sumenep yang berada di ujung Timur Pulau Madura terletak diantara 113° 32’ 54” – 116° 16’ 48” Bujur Timur dan 4° 55’ – 7° 24’ Lintang Selatan, dengan batas-batas sebagai berikut :
–  Sebelah Utara       :  Laut Jawa
–  Sebelah Selatan    :  Selat Madura
–  Sebelah Barat       :  Kabupaten Pamekasan
–  Sebelah Timur       :  Laut Jawa/Laut Flores
  1. Luas Kabupaten Sumenep
Berdasarkan Keputusan Bupati Sumenep Nomor 02 Tahun 2004 tentang Luas Wilayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Sumenep adalah 2.093,457573 Km2 terdiri dari :
  1. Luas pemukiman                     :    179,324696   Km2
  2. Luas persawahan                    :    222,82           Km2
  3. Luas hutan                              :    423,958         Km2
  4. Luas perkebunan/tegalan/
Semak belukar/ladang             :  1.130,190914   Km2
  1. Luas pertambakan/kolam/
Air payau/danau/waduk/rawa   :       59,07           Km2
  1. Luas rumput tanah kosong      :       14,680877   Km2
  2. Lain-lain                                  :                             63,413086   Km2
      Luas Total                             :  2.093,457573   Km2
  • Luas wilayah perairan : ± 50.000 Km2
  • Jumlah Pulau : 126 pulau, terdiri dari :
a)     Berpenghuni             :  48   pulau
b)     Tidak Berpenghuni    :  78   pulau
c)     Bernama                  :  104 pulau
d)     Tanpa Nama             :  22   pulau
Secara Geografis Kabupaten Sumenep terbagi atas 2 bagian :
  • Bagian daratan dengan luas 1.146,927065 Km2 (54,79%) terbagi atas 17 Kecamatan, terdiri dari Kecamatan : Ambunten; Batang-batang; Batu Putih; Bluto; Dasuk; Dungkek; Ganding; Gapura; Guluk-guluk; Kalianget; Lenteng; Manding; Pasongsongan; Pragaan; Rubaru; Saronggi dan Sumenep.
  • Bagian kepulauan dengan luas 946,530508 Km2 (45,21%) terbagi atas 8 Kecamatan, terdiri dari Kecamatan : Arjasa; Gayam; Giligenteng; Masalembu; Nonggunong; Raas; Sapeken dan Talango.
Berdasarkan gugusan pulau-pulau di Kabupaten Sumenep, pulau yang terjauh/paling utara adalah pulau Karamian yang terletak di Kecamatan Masalembu dengan jarak ± 151 mil laut dari pelabuhan Kalianget yang berarti lebih dekat dengan Kalimantan Selatan.
Sedangkan pulau paling timur adalah pulau Sakala terletak di Kecamatan Sapeken dengan jarak ± 165 mil laut dari pelabuhan Kalianget yang berarti lebih dekat dengan Pulau Sulawesi.
  1. Keadaan Tanah
Struktur tanah yang ada di Kabupaten Sumenep sebagian besar terdiri dari jenis alluvial, mediteran, grumosol dan regosol. Sedangkan ciri-ciri fisik tanahnya, maka tanah di Kabupaten Sumenep dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: tanah gundul sebagai akibat erosi sehingga produktifitas tanah rendah dan daerah hidrologis, yang sulit menyerap air pada musim penghujan sehingga sering terjadi banjir dan pada musim kemarau kering. Tanah seperti ini terdapat di daerah semua dataran tinggi di Sumenep, Gunung Kembar dan Gunung Tembuko.
Adapun Jenis-jenis Tanah dan Lokasinya adalah sebagai berikut :
1)   Jenis tanah Alluvial Hodromorff, sebagian besar terdapat di Kecamatan Saronggi dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Batang-batang.
2)   Jenis tanah Alluvial kelabu kekuningan, sebagian besar terdapat di Kecamatan Kota Sumenep dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Saronggi.
3)   Jenis tanah Litosol, sebagian besar terdapat di Kecamatan Guluk-guluk dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Lenteng.
4)   Jenis Tanah Asosiasi Litosol dan Mediteran, sebagian besar terdapat di Kecamatan Bluto, Saronggi dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Talango.
5)   Jenis tanah Regusol coklat kekuningan, sebagian besar terdapat di Kecamatan Giligenting dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Gapura.
6)   Jenis tanah Komplek Brows Forest Litosol dan Mediteran, sebagian besar terdapat di Kecamatan Pragaan, Ganding, Guluk-guluk dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Saronggi dan Ambunten.
7)   Jenis tanah Grumosol kelabu, sebagian besar terdapat di Kecamatan Ganding dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Kalianget.
8)   Jenis tanah Komplek Mediteran Grumosol, Regusol dan Litosol, sebagian besar terdapat di Kecamatan Batu Putih dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Gapura.
  1. Curah Hujan dan Suhu Udara
Curah hujan pada tahun 2003 rata-rata 1733 mm dengan jumlah hari hujan berkisar 109 hari dalam setahun. Curah hujan maupun jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Pebruari masing-masing, yaitu: 4719 mm dan 279 hari. Sedangkan rata-rata hujan per hari dalam setahun adalah 16 mm.
Curah hujan pada setiap tahun relatif kecil dan terbagi menjadi 2 bagian daerah hujan yaitu :
1)   Daerah pantai utara dan sebagian kecil pantai selatan dengan curah hujan rata-rata antara 1.000-1.500 mm, dengan jumlah hari hujan berkisar 73 hari dalam setahun.
2)  Daerah bagian tengah dan pantai selatan serta timur dengan curah hujan rata-rata antara 1.500-2.000 mm, dengan jumlah hari hujan sekitar 88 hari setiap tahun.
Kabupaten Sumenep termasuk dalam kategori daerah tropis. Berdasarkan data tahun 2003 penyinaran matahari rata-rata dalam setahun, yaitu : 75,6%. Penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Agustus dan September sebesar 100%, sedangkan terendah pada bulan Januari dan Pebruari sebesar 40%. Suhu udara rata-rata dalam setahun adalah 28,2°C. Suhu udara maximum terjadi pada bulan Oktober, yaitu; 29,3°C, sedangkan udara minimum terjadi pada bulan Agustus, yaitu : 27,3°C.
Keadaan cuaca atau temperatur maximum di Kabupaten Sumenep dalam setahun rata-rata sebesar 31,4°C, sedangkan temperatur minimal rata-rata sebesar 25,2°C. Keadaan cuaca maximum pada tahun 2003 terjadi pada bulan Oktober, sedangkan temperatur minimum terjadi pada bulan Maret dan Agustus.
Kelembaban udara maximum dalam setahun rata-rata 90,25%, sedangkan rata-rata minimum sebesar  70,33%. Dengan demikian hampir setiap tahun sebagian besar daerah di Kabupaten Sumenep mengalami musim kering yang panjang.
2.2.     ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
Secara administratif Kabupaten Sumenep terbagi atas :
  1. 25 (Dua puluh lima) Kecamatan terdiri dari :
–    17 Kecamatan Daratan
–      8 Kecamatan Kepulauan
  1. 328 (Tiga ratus dua puluh delapan) Desa terdiri dari :
–    242 Desa di wilayah daratan
–      86 Desa di wilayah kepulauan
  1. 4 (empat) Kelurahan di wilayah daratan.
    1. 1450 (Seribu empat ratus lima puluh) Dusun.
    2. 5648 (Limaribu enam ratus empat puluh delapan) RT.
    3. 2383 (Dua ribu tiga ratus delapan puluh tiga) RW.
2.3.     DEMOGRAFI
Berdasarkan hasil registrasi tahun 2003 jumlah penduduk Kabupaten Sumenep sebanyak 1.045.719 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 506.947 jiwa (48,48%) dan perempuan sebanyak 538.772 jiwa (51,52%), dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 94,09%, sedangkan kepadatan penduduk rata-rata 499.52 jiwa/Km2. Sebagian besar penduduk Kabupaten Sumenep tinggal di wilayah daratan sebesar 749.419 jiwa (71,67%), sedangkan sisanya tinggal di wilayah kepulauan sebesar 296.300 jiwa (28,33%).
Secara keseluruhan jumlah penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Sumenep 79.918 jiwa (7,64%), dengan kepadatan penduduk sebesar 1.454,91 jiwa/Km2 dan terendah terdapat di Kecamatan Nonggunong 14.102 jiwa (1,35%), dengan kepadatan penduduk sebesar 351,85 jiwa/Km2. Untuk wilayah daratan, jumlah penduduk tertinggi tetap di Kecamatan Sumenep, sedangkan terendah Kecamatan Manding 27.415 jiwa (2,62%), dengan kepadatan penduduk 398,01 jiwa/Km2. Jumlah penduduk tertinggi wilayah kepulauan terdapat di Kecamatan Arjasa 79.365 jiwa (7,59%), dengan kepadatan penduduk 177,68 jiwa/Km2 dan terendah terdapat di Kecamatan Nonggunong. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Sumenep 1.454,91 jiwa/Km2, diikuti oleh Kecamatan Kalianget dan Pragaan masing-masing sebesar 1.296,32 jiwa/Km2 dan 1.088,69 jiwa/Km2.
Dari jumlah penduduk sebagaimana tersebut diatas jumlah tenaga kerja dengan pendataan diatas usia 10 tahun pada tahun 2003 adalah 661.887 jiwa (63,29%). Sedangkan bukan tenaga kerja dalam hal ini termasuk balita, pelajar (siswa sekolahan), mengurus rumah tangga atau lainnya berjumlah 383.832 jiwa (36,71%). Dari jumlah tenaga kerja tersebut dapat dirinci menjadi angkatan kerja berjumlah 645.628 jiwa, kesempatan kerja (angkatan kerja tertampung) sebanyak 643.255 jiwa (99,63%) sedangkan pencari kerja (angkatan kerja yang tidak tertampung/pengangguran) sebanyak 2.373 jiwa (0,37%). Sisanya sebesar 16.259 jiwa dikategorikan sebagai pengangguran total.
Jumlah tenaga kerja pada tahun 2003 yaitu 661.887 orang. Tidak tamat SD sebesar 23.176 orang (3,50%). Tamat Sekolah Dasar sebesar 235.847 orang (35,63%). Tamat SLTP sebesar 128.679 orang (19,44%). Tamat SLTA sebesar 154.231 orang (23,30%). Berpendidikan Sarjana Muda sebesar 91.476 orang (13,82%) dan berpendidikan Sarjana/Pasca Sarjana sebesar 28.478 orang (4,30%).
Pada tahun 2003 angkatan kerja yang memiliki pendidikan sangat rendah, yaitu : belum pernah sekolah (tidak tamat sekolah dasar) sebanyak 21.832 orang (3,38%), berpendidikan Sekolah Dasar sebanyak 233.976 orang (36,24%), SLTP sebanyak 124.591 orang (19,30%), SLTA sebanyak 150.641 orang (23,33%), Sarjana Muda 88.760 orang (13,75%), sedangkan yang berpendidikan Sarjana/Pasca Sarjana sebanyak 25.828 orang (4.00%).
Jumlah kesempatan kerja pada tahun 2003 sebanyak 643.255 orang. Kesempatan kerja menurut lapangan usaha yang terbanyak bekerja di bidang bangunan/konstruksi, yaitu : 163.716 orang (25,45%). Sedangkan peringkat kedua, ketiga dan keempat berturut-turut di bidang Listrik, Gas dan Air sebanyak 88.478 orang (13,75%), bidang Industri pengolahan sebanyak 86.573 orang (13,46%) dan bidang pertanian sebanyak 65.755 orang (10,22%). Berpendidikan tidak tamat SD sebesar 21.742 orang (3,38%), Sekolah Dasar sebesar 232.917 orang (36,21%), SLTP sebesar 123.968 orang (19,27%), SLTA sebesar 150.469 orang (23,39%), Sarjana Muda sebesar 88.532 orang (13,76%) dan Sarjana/Pasca Sarjana sebesar 25.627 orang (3,98%).
Adapun kondisi kesehatan masyarakat Kabupaten Sumenep menunjukkan keadaan yang semakin meningkat. Angka kematian bayi menurun menjadi 55 per 1000 kelahiran hidup dan umur harapan hidup mencapai 65 tahun, serta makin berkurangnya angka kekurangan gizi anak balita.
2.4.   KONDISI SOSIAL EKONOMI
2.4.1. Kondisi Sosial, Budaya dan Agama
Penduduk Kabupaten Sumenep terdiri dari 4 suku bangsa yaitu: Madura, Bugis, Mandar dan Bajoe. Dari keempat suku bangsa tersebut 3 suku bangsa, yaitu : Bugis, Mandar dan Bajoe berada di daerah kepulauan, yaitu: Pulau Masalembu dan Pulau Sapeken . Dengan demikian lebih dekat dengan Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi. Sedangkan suku Madura merupakan mayoritas dan terdapat di wilayah daratan dan sebagian kecil di kepulauan.
Penduduk Kabupaten Sumenep mempunyai sifat terbuka dan bersemangat tinggi dalam menyukseskan pelaksanaan pembangunan daerahnya. Mereka bersedia berkorban untuk kepentingan orang banyak dan mempunyai sikap toleransi yang tinggi, ulet dan bekerja keras. Mata pencaharian pokok mayarakat Madura khususnya penduduk Kabupaten Sumenep adalah bertani atau masyarakat agraris. Pada umumnya penduduk Kabupaten Sumenep bersifat fanatis religius dan taat terhadap ajaran agama.
Mayoritas penduduk Kabupaten Sumenep berdasarkan data tahun 2003 beragama Islam (92,64%); sedangkan Protestan (0,09%); Katolik (0,09%); Hindu (0,03%); Budha (0,01%) dan lainnya (7,14%). Jumlah tempat peribadatan menurut agama di Kabupaten Sumenep pada tahun 2003 Mesjid berjumlah 1.413, Langgar berjumlah 2.848, Mushola/Surau berjumlah 926, Gereja berjumlah 5 dan Pura/Kuil berjumlah 1.
Kehidupan beragama di Kabupaten sumenep, baik antar umat beragama, antar sesama agama dan umat beragama dengan sesama agama, demikian juga penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dapat terpelihara dengan baik, dapat hidup berdampingan, saling toleransi, saling bantu dan saling berupaya untuk bermusyawarah untuk mencapai mufakat.
2.4.2. Kondisi Ekonomi
  1. Sumber Daya Alam
    1. Mineral
Kabupaten Sumenep memiliki kandungan mineral   yang cukup bervariatif. Misalnya dari jenis bahan galian golongan C yang terdiri dari pospat, batu gamping, calsit/batu bintang, gipsum, pasir kwarsa, dolomit, batu lempung dan kaolin.
  • Pospat, merupakan endapan dalam gua yang dimanfaatkan penduduk untuk pupuk tersebar di Kecamatan Pasongsongan, Ambunten, Dasuk, Batang-Batang, Batu Putih, Gapura, Manding, Bluto, Guluk-Guluk, Lenteng, Ganding, Sumenep dan Arjasa.
  • Batu Gamping, merupakan bahanbakuuntuk pembuatan semen tersebar di Kecamatan Pasongsongan, Dasuk, Gapura, Batang-Batang, Batu Putih, Lenteng, Ganding dan Sumenep.
  • Calsit/batu bintang, digunakan untuk bahan bangunan dan sebagian dikirim ke Gresik, tersebar di Kecamatan Batu Putih dan Pasongsongan.
  • Gipsum, ditemukan di dalam rekahan-rekahan batu lempung tersebar di Kecamatan Batu Putih Desa Gedang-Gedang dan Rubaru.
  • Pasir Kwarsa, merupakan bahanbakuuntuk industri gelas, semen dan keramik. Batu pasir kwarsa berasal dari formasi ngrayong dan pasir kwarsa berasal dari endapan pantai tersebar di Kecamatan Pasongsongan, Ambunten, Dasuk dan Batang-Batang.
  • Dolomit, tersebar di wilyah Bluto dan Batu Putih.
  • Batu Lempung digunakan sebagai bahanbakupembuatan batu bata dan genteng tersebar di bagian selatan Pulau Kangean dan Pulau Paliat (juga sedikit mengandung kaolin).
  • Kaolin, merupakan pelapukan dari batuan beku dan tuff, terdapat di sekitar  gunung Mandala. Beberapa lokasi telah ditambang oleh penduduk dan dipasarkan ke Gresik danSurabaya.
  1. Sumber Daya Energi.
Kabupaten Sumenep selain memiliki potensi kekayaan alam berupa bahan galian golongan C, juga memilki bahan tambang strategis berupa golongan A yang terletak di Pulau Pagerungan Besar Kecamatan Sapeken. Berdasarkan perjalanan waktu selain di Pulau Pagerungan Besar masih ada beberapa tempat yang terindikasi mengandung gas dan minyak bumi (ada rembesan minyak atau ditemukan zat organik sebagai tengara kalau ada sumber minyak).Diantaranya sekitar perairan Pulau Giligenting, Pulau Karamian Kecamatan Masalembu dan Kecamatan Pasongsongan.
Berdasarkan data terakhir menunjukkan bahwa dua pabrik pengolah gas yang berada di Pulau Pagerungan Besar memproduksi gas alam sebesar 175 MMSCF (Million Standart Cubic Feet) per hari per pabrik yang disalurkan melalui pipa bawah laut sepanjang 450 km menuju Porong (sebagai home base).Dari home base ini kebutuhan gas alam dipasok antara lain untuk memenuhi kebutuhan di Petro Kimia; Perusahaan Gas Negara dan PT. PJB Unit Pembangkit Listrik. Namun pada saat ini produksi gas alam yang ada di Pulau Pagerungan dari tahun ke tahun mengalami penurunan sehingga diperkirakan pada tahun 2010 akan habis.
Hingga saat ini kekayaan hasil tambang gas dan minyak bumi masih dikelola oleh Contractor Production Sharing (CPS) antara lain :
  1. Petroleum Beyond Indonesia (PBI) ;
  2. Trend Java Sea Block 4 ;
  3. Mobile Oil ;
  4. Hudbay Oil International ;
  5. Santos Oil dsb.
Jumlah produksi gas alam Pagerungan (data Pertamina) Gas Production = 350.000.000 MSCF (Million Standart Cubic Feet) per hari. Nilai produksi = total Indonesia Share (bruto) $83.558.000/9 bulan (Januari s/d september) atau sekitar     Rp. 781.267.300.000,- (tahun 2004)
  1. Sumber Daya Air
Berdasarkan aspek geomorfologi, sumber daya air di    Kabupaten Sumenep terbagi di empat (4) satuan wilayah :
a)    Daerah Dataran.
Daerah dataran dibentuk oleh endapan aluvium, tempat dipengaruhi air asin, mudah tererosi dan abrasi, merupakan daerah pertanian dan pemukiman.
b)    Daerah Perbukitan Bergelombang Halus.
Daerah perbukitan bergelombang halus dibentuk oleh batu gamping, berpasir kuarsa dan aluvium. Produktivitas sumber daya air kecil, sumber daya bahan galian golongan C batu gamping dan tanah liat, sebagian erosi permukaan, merupakan daerah pertanian lahan kering dan pemukiman terbatas.
c)    Daerah Perbukitan Bergelombang Kasar.
Daerah perbukitan bergelombang kasar dibentuk oleh batu    gamping terumbu, sumber daya air tanah langka, daerah ini terdapat pada bagian rekahan, sumber daya bahan galian golongan C berupa batu gamping, merupakan daerah konservasi terdiri dari hutan produksi dan budidaya.
d)    Daerah Perbukitan yang Terpisah.
Daerah perbukitan yang terpisah–pisah dibentuk oleh sumber daya air langka, bahan galian golongan C berupa batu gamping, merupakan wilayah hutan produksi dan wilayah konservasi (daerah tadah).
  1. Pertanian
    1. Potensi Komoditi Pangan.
Tanaman pangan dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu komoditas beras (padi sawah dan padi gogo) dan komoditas palawija (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ketela pohon dan ketela rambat). Seluruh komoditas tanaman pangan mempunyai nilai strategis dari segi perannya sebagai bahan makanan pokok, bahan baku industri atau sumber pendapatan bagi masyarakat petani.
Berdasarkan data Tahun 2003, luas panen komoditas beras (padi sawah dan padi gogo) adalah 25.556 Ha dengan jumlah produksi 214.511,9 Kw, sedangkan untuk komoditas palawija yang terdiri dari jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ketela pohon dan ketela rambat masing-masing sebagai berikut : luas panen jagung adalah 148.049 Ha dengan jumlah produksi 2.733.370 Kw, jagung sebagai makanan pokok tetap berada di peringkat pertama. Kemudian untuk luas panen kedelai adalah 7.158 Ha dengan jumlah produksi sebesar 98.617 Kw, luas panen kacang tanah adalah 4.701 Ha dengan jumlah produksi sebesar 68.426 Kw, luas panen kacang hijau adalah 14.888 Ha dengan jumlah produksi sebesar 147.391 Kw, luas panen ketela pohon adalah sebesar 14.887 Ha dengan jumlah produksi sebesar 1.427.239 Kw sedangkan luas panen ketela rambat adalah 106 Ha dengan jumlah produksi 4.885 Kw.
  1. Potensi Komoditas Hortikultura.
Komoditas Hortikultura sering dianggap sebagai komoditas pertanian masa depan yang menjanjikan berbagai keuntungan. Pengembangan hortikultura diharapkan mampu memberi nilai tambah yang besar bagi produsen dan industri pengguna, sedangkan bagi konsumen juga dapat memperbaiki perimbangan gizi dan pola makanan yang saat ini bertumpu pada beras.
Komoditas sayur mayur yang diusahakan oleh masyarakat petani di Kabupaten Sumenep terbanyak adalah lombok dengan jumlah produksi 25.500 Kw, bawang merah dengan jumlah produksi 18.240 Kw dan jumlah produksi terong adalah 17.550 Kw. Sedangkan untuk komoditas yang lain jumlah produksinya adalah sebagai berikut : bayam 10.540 Kw; kangkung 8.450 Kw; mentimun 6.790 Kw; tomat 6.400 Kw dan    kacang panjang 6.300 Kw.
Sedangkan untuk komoditas buah-buahan jumlah produksinya cukup bervariatif. Buah mangga dengan jumlah produksi 252.949 Kw merupakan komoditas buah tertinggi jumlah produksinya. Peringkat kedua dan ketiga masing-masing buah pisang 186.687 Kw dan pepaya 86.347 Kw. Sedangkan untuk komoditas yang lain jumlah produksinya sangat bervariatif yaitu buah rambutan 18.978 Kw; jeruk 14.818 Kw; jambu biji 8.985 Kw; salak 4.076 Kw; sawo 2.815 Kw; nenas 679 Kw; belimbing 317 Kw dan alpukat 1 Kw.
  1. Potensi Komoditas Perkebunan.
Program pembangunan perkebunan sebagai bagian dari program pembangunan daerah bertujuan untuk meningkatkan sumber daya perkebunan dengan memperhatikan keunggulan kooperatif daerah, sehingga pembangunan perkebunan mempunyai arti penting dalam rangka memacu perkembangan industri dan ekspor impor migas hasil perkebunan, meningkatkan kesempatan kerja serta pendapatan masyarakat petani.
Berdasarkan data statistik Tahun 2003, komoditas perkebunan di Kabupaten Sumenep sangat bervariatif. Jumlah produksi tertinggi adalah kelapa yaitu 31.110,27 ton dengan luas lahan 48.027,01 Ha. Jumlah produksi lainnya masing-masing yaitu :
  • Tembakau 14.793,43 ton dengan luas lahan 23.339,75 Ha
  • Cabe jamu 4.328,22 ton dengan luas lahan 1.811,70 Ha
  • Jambu mete 2.614,28 ton dengan luas lahan 8.921 Ha
  • Kapok randu 1.851,20 ton dengan luas lahan 10.013 Ha
  • Siwalan 1.626,82 ton dengan luas lahan 5.412 Ha
Tanaman tembakau merupakan komoditas unggulan yang menjadi komoditas favorit bagi masyarakat petani di Kabupaten Sumenep, dengan harapan hasilnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Komoditas unggulan lainnya adalah kelapa, jambu mente, dan cabe jamu. Tanaman cabe jamu banyak diusahakan secara intensif, karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Komoditas perkebunan dari kelompok rempah-rempah, produksi terbesar adalah lempuyang 251,44 ton dengan luas 140 Ha.Temulawak 242,67 ton dengan luas 124 Ha. Kunyit 130,97 ton dengan luas 149 Ha; jahe 82,85 ton dengan luas 96 Ha. Komoditas rempah-rempah ini banyak ditanam masyarakat disamping untuk konsumsi rumah tangga juga untuk bahan dasar produksi jamu tradisional madura, sedangkan tanaman rempah terendah adalah kunci yaitu 8,8 ton dengan luas lahan 10 Ha.
  1. Perikanan
Luas wilayah perairan Kabupaten Sumenep ± 50.000 Km² dengan jumlah pulau yaitu 126 pulau (data terkoreksi). Panjang pantai ± 577,76 Km; jumlah nelayan 30.120 orang; jumlah petani ikan 622 orang; jumlah perahu 7.530 unit dan alat tangkap 30.130 unit.
Berdasarkan estimasi produksi potensi sumber daya ikan di perairan laut Kabupaten Sumenep mampu menghasilkan per tahun sebesar 50.000 Km² x 4,58 ton = 229.000 ton per tahun. Sedangkan menurut estimasi potensi sumber lestari dihitung 60% dari jumlah potensi yang ada atau 60% x 229.000 ton = 137.400 ton per tahun.
Pengembangan produksi perikanan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani nelayan melalui peningkatan produksi dan produktivitas usaha yang berorientasi pada agrobisnis. Produksi perikanan yang dicapai Kabupaten Sumenep pada Tahun 2003 mencapai 43.828,386 ton per tahun atau 31,90% dari potensi lestari dengan nilai Rp. 547.854.825.000,-. Berarti potensi perikanan yang masih belum tergali sebesar 93.571,69 ton per tahun atau 68,10% dari potensi lestari. Kemampuan potensi sebesar ini masih perlu penanganan secara optimal sehingga kemampuan potensi yang ada dapat dinikmati untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan di lingkungan Kabupaten Sumenep. Produksi tahun 2003 tersebut mengalami kenaikan sebesar 1.798,076 ton atau 4,28% dibandingkan dengan produksi Tahun 2002 sebesar 42.030,310 ton.
Adapun perkembangan produksi perikanan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Perkembangan Produksi Perikanan (satuan ton)
NO
JENIS USAHA
2002
2003
1.
2.
3.
4.
Penangkapan
- Laut
- Perairan Umum

Budidaya
- Tambak
- Kolam

Rumput Laut

Teri Nasi
42.030,310
50,12
890,97
28,03
31.704,692
860,413
43.828,386
52,312
840,839
29,661
35.400,928
609,084
Berdasarkan data tersebut di atas, perkembangan produksi secara keseluruhan mengalami peningkatan. Hal ini karena adanya perkembangan motorisasi dan alat tangkap yang produktif.
Disamping potensi tersebut di atas Kabupaten Sumenep juga memiliki potensi tambak seluas ± 1.723,41 Ha; potensi budidaya rumput laut seluas ± 5.870 Ha, potensi budaya siput mutiara; budidaya ikan karang (kerapu; lobster; kakap merah; dan ekor kuning); budidaya ikan air tawar dan potensi wisata bahari serta budidaya artemia.
  1. Peternakan
Populasi ternak besar di Kabupaten Sumenep terbesar dan spesifik adalah ternak sapi. Terbukti pada tahun 2003 populasi sapi sekitar 226.242 ekor, yang masih dikelola secara tradisional (ternak kerja, penghasil pupuk kandang, kegemaran dan tabungan) sebagai sub komponen usaha tani.
Keunggulan sapi madura khususnya sapi Sumenep dengan daerah-daerah lain di Pulau Madura jenisnya adalah sama yaitu :
  • Tahan terhadap penyakit spesifik, mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap kondisi alam yang kurang baik.
    • Mempunyai respon yang baik terhadap perbaikan pakan melalui peningkatan protein maupun energi pakan yang ditujukan dengan pertimbangan bobot badan optimal.
    • Mempunyai tipe sapi potong dan kualitas daging yang baik.
 Populasi ternak kedua yang banyak dipelihara oleh masyarakat Sumenep khususnya masyarakat kepulauan di Kecamatan Arjasa dan Sapeken adalah ternak kerbau. Di daratan hanya terdapat di Kecamatan Kalianget. Jumlah ternak kerbau adalah 6.926 ekor. Populasi ternak ketiga adalah ternak kuda yang berjumlah 3.357 ekor.
Populasi ternak kecil yang banyak dipelihara di Kabupaten Sumenep adalah kambing berjumlah 113.224 ekor dan domba berjumlah 25.123 ekor. Sedangkan ternak unggas tercatat ayam ras berjumlah 235.584 ekor; ayam kampung 741.131 ekor dan itik 42.417 ekor.
2.5.   PRASARANA DASAR DAN PENDUKUNG
2.5.1.  Prasarana Dasar
  1. Sarana Perhubungan Darat
Pembangunan sarana dan prasarana yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep dibidang prasarana perhubungan darat adalah jaringan jalan, baik di daratan maupun di kepulauan. Dengan tersedianya sarana dan prasarana dimaksud akan mengakibatkan transportasi perekonomian dan lalu lintas semakin lancar.
Panjang jalan darat di Kabupaten Sumenep berdasarkan data tahun 2004 dari Dinas PU. Bina Marga Kabupaten Sumenep sepanjang 1.748,33 Km dengan perincian sebagai berikut :
a)     Panjang Jalan Negara        :  48,830 Km, dengan kondisi jalan :
4   Kondisi baik                :  17,370 Km
4   Kondisi sedang           :  14,460 Km
4   Kondisi rusak              :  17,000 Km
4   Kondisi rusak berat      :  -
b)     Panjang Jalan Propinsi       :  69,600 Km
4   Kondisi baik                :  16,700 Km
4   Kondisi sedang           :  12,400 Km
4   Kondisi rusak              :  40,500 Km
4   Kondisi rusak berat      :  -
c)     Panjang Jalan Kabupaten   :  1.629,900 Km
4   Kondisi baik                :  1.323,100 Km
4   Kondisi sedang           :     158,900 Km
4   Kondisi rusak              :       98,500 Km
4   Kondisi rusak berat      :       49,400 Km
Kondisi jalan secara keseluruhan masing-masing :
a)     Kondisi Baik                      :  1.357,17   Km (77,63%)
b)     Kondisi Sedang                 :     185,76   Km (10,62%)
c)     Kondisi Rusak                   :     156,00   Km (8,92%)
d)     Kondisi Rusak Berat          :       49,400 Km (2,83%)
  1. Sarana Transportasi Darat dan Laut
Untuk mendukung kelancaran transportasi arus lalu lintas di Kabupaten Sumenep, baik yang menghubungkan daerah yang satu dengan yang lain di Kabupaten Sumenep (daratan dan kepulauan) atau Kabupaten Sumenep dengan Kabupaten lainnya hingga tahun 2003 tercatat sebagai berikut :
a)     Sarana Angkutan Darat Bermotor
–     Sedan dan Sejenisnya                       :  202 unit
–     Jeep                                                  :  125 unit
–     Bus                                                   :  37 unit
–     Micro Bus/St.Wagon                          :  2.174 unit
–     Truck, Pick Up dan Sejenisnya           :  2.591 unit
–     Sepeda Motor                                   :  49.814 unit
b)     Sarana Angkutan Darat Tidak Bermotor
–     Sepeda                                             :  67.549 unit
–     Becak                                               :  4.547 unit
–     Delman/Dokar                                   :  99 unit
c)     Sarana Angkutan Laut Bermotor
–     Kapal Perintis (antar pulau)                 :  2 unit.
–     Kapal Penyeberangan (antar pulau)     :  4 unit.
–     Perahu/Kapal Bermotor                      :  1.951 unit
d)     Sarana Angkutan Laut tidak Bermotor
–     Perahu/sampan                                 :  503 unit
e)     Sarana Penangkapan Ikan
–     Perahu/Kapal bermotor                      :  7.926 unit
–     Perahu/Kapal tidak bermotor              :  2.404 unit
  1. Dermaga/Pelabuhan
Sarana perhubungan laut yang menghubungkan antara wilayah daratan dan kepulauan atau antara pulau yang satu dengan yang lain sehingga segala aktivitas/kegiatan bisa terwujud meliputi sarana :
  • Dermaga/Pelabuhan bersifat permanen dan berkonstruksi cukup kuat bisa dipakai untuk bersandar dan berlabuh bagi kapal-kapal besar/kapal penumpang. Jumlah dermaga/pelabuhan secara keseluruhan ada 11 masing-masing terdapat di Kecamatan Kalianget sebanyak 3 (terletak di Desa Kalianget Timur) meliputi penyeberangan ke Pulau Talango, antar pulau dan pelabuhan milik PT. Garam. Di Kecamatan Maselembu ada 1 pelabuhan terletak di Desa Masalima. Di Kecamatan Sapeken ada 2 terletak di  Desa Sapeken dan Pagerungan Besar. Di Pulau Sapudi ada 2 terdapat di Desa Gayam (Kecamatan Gayam), dan Desa Karamian (Kecamatan Nonggunong). Di Kecamatan Arjasa (Pulau Kangean) ada 2 yaitu Pelabuhan Batu Guluk I dan II terdapat di Desa Bilis-Bilis. Dan di Kecamatan Raas ada 1 terdapat di Desa Berakas.
  • Pier/Tanggak atau Pelabuhan Alam, Pelabuhan tradisional terletak di Kecamatan Dungkek (Desa Dungkek), Gapura (Desa Longos), Gili Genting (Desa Aeng Anyar), Talango (Desa Talango), Ra’as (Desa Ketupat), Sapudi, Pasongsongan (Desa Pasongsongan), Ambunten (Desa Ambunten Tengah), Dasuk (Desa Slopeng), Bluto (Desa Lobuk), Pragaan, Saronggi (Desa Tanjung), Nonggunong (Desa Sokarami Paseser).
  1. Terminal
Sarana perhubungan darat yang menghubungkan daerah yang satu dengan yang lain di Kabupaten Sumenep atau yang menghubungkan Kabupaten Sumenep dengan Kabupaten lainnya agar segala aktivitas dapat berjalan dengan lancar meliputi sarana:
–      Terminal (antar kota) terletak di Desa Kolor Kecamatan Kota Sumenep.
–      Sub Terminal (antar Kecamatan) terletak di Desa Pamolokan Kecamatan Kota Sumenep.
–      Sub Terminal (antar Kecamatan) terletak di Desa Kebunagung Kecamatan Kota Sumenep.
–      Sub Terminal (antar Kecamatan) terletak di Desa Bangkal Kecamatan Kota Sumenep.
–      Sub Terminal (antar Kecamatan) terletak di Desa Kalianget Timur Kecamatan Kalianget.
–      Sub Terminal (antar Kecamatan) terletak di Desa Dungkek Kecamatan Dungkek.
–      Sub Terminal (antar Kecamatan) terletak di Desa Talango Kecamatan Talango.
  1. Sarana Kelistrikan
Sarana pembangunan kelistrikan PLN, PLTD maupun PLTS di Kabupaten Sumenep adalah untuk tercapainya suatu kondisi dinamis yang mampu mengimbangi kebutuhan energi yang meningkat keseluruh pelosok pedesaan dengan mutu dan pelayanan yang memadai, sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Yang terjangkau PLN di Kabupaten Sumenep yaitu : 22 Kecamatan, kecuali Kecamatan Nonggunong, Ra’as dan Masalembu terdiri dari :
  • Pelanggan                      :  107.471
  • Daya Terpasang             :  69.464.415 KVA
  • Konsumsi                       :  7.524.607 KWA
Kecamatan yang belum terjangkau PLN atau daerah terpencil dan terisolir menggunakan PLTD, PLTS ataupun penerangan lainnya.
  1. Sarana Air Bersih
Sarana pembangunan air bersih di Kabupaten Sumenep tersedia PDAM. Pada umumnya air PDAM ini banyak terdapat di perkotaan (Kecamatan Kota Sumenep). Akan tetapi ada beberapa Kecamatan lainnya juga tersedia air PDAM.
Berdasarkan data tahun 2003 bahwa :
1)     Jumlah Pelanggan                    :  10.398
  • Rumah Tangga                  :  9.664
  • Niaga                                :  227
  • Industri                              :   5
  • Sosial                               :  221
  • Instansi Pemerintah            :  280
  • Pelabuhan                         :  1
2)     Jumlah Pemakaian Air        :     2.294.618 m3
3)     Jumlah Pendapaten PDAM :     Rp. 2.283.389.530,-
Bagi Daerah/Kecamatan yang belum teraliri dengan air PDAM, maka masyarakat secara umum untuk memenuhi kebutuhan air bersih menggunakan air sumur atau air sumber. Sedangkan baik yang tidak atau belum terdapat keduanya biasanya menggunakan air sungai atau yang lainnya.
  1. Telekomunikasi
Untuk sambungan telepon di Kabupaten Sumenep dibagi menurut lokasi. Ada 8 lokasi yaitu : Pragaan, Sumenep, Ambunten, Batang-batang, Sapudi, Sapeken, Arjasa dan Masalembu. Jumlah Kantor Telkom seluruhnya 9; Jumlah Wartel 370; Jumlah Warsel 5; Jumlah Telepon Umum 74 unit dan jumlah sambungan seluruhnya 17.266 Rumah Tangga.
  1. Perdagangan
Untuk mendukung perkembangan perekonomian di Kabupaten Sumenep telah dibangun pasar daerah dan pasar desa. Berdasarkan data tahun 2004 bahwa :
  • Jumlah Pasar Daerah di Kabupaten Sumenep     : 20 buah.
  • Jumlah Pasar Desa di Kabupaten Sumenep        : 35 buah.
  1. Fasilitas Kesehatan
Sarana kesehatan yang tersedia di Kabupaten Sumenep berdasarkan data tahun 2003 terdiri dari :
1)     Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar di Kecamatan Kota Sumenep.
2)     Rumah Sakit Islam (RSI) di Kecamatan Kalianget
3)     Puskesmas 29 buah.
4)     Puskesmas Pembantu 68 buah.
5)     Puskesmas Keliling 25 buah.
6)     BKIA/Polindes 189 buah.
Tenaga medis atau dokter yang ada di Kabupaten Sumenep berjumlah :
1)     Dokter Umum/Spesialis            :  25 orang
2)     Dokter Gigi                              :  7 orang
3)     Paramedis                               :  181 orang
4)     Bidan                                      :  40 orang
5)     Bidan Desa                              :  168 orang
6)     Pembantu Bidan                      :  7 orang
7)     Non Para Medis                       :  511 orang
8)     Perawat                                   :  129 orang
2.5.2.  Prasarana Pendukung
  1. Pengembangan Bandara Trunojoyo
Bandara (bandar udara) atau lapangan terbang Trunojoyo mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pelaksanaan pembangunan khususnya dalam rangka mendukung pengembangan pariwisata dan pembangunan percepatan perekonomian di Kabupaten Sumenep. Apalagi dengan adanya pembangunan jembatan Suramadu. Oleh karena itu lapangan terbang Trunojoyo yang merupakan lapangan terbang perintis perlu difungsikan kembali dan dikembangkan menjadi Bandara kelas III sebagai penerbangan reguler. Bandara yang pernah difungsikan di Sumenep, yaitu :
  • Bandara Trunojoyo terletak di Desa Pabian Kecamatan Kota Sumenep.
  • Bandara (bekas Pertamina) terletak di Desa Masalima Kecamatan Masalembu.
  • Bandara (bekas Pertamina) terletak di Pulau Saor Desa Sapeken Kecamatan Sapeken.
  • Bandara (bekas Pertamina) terletak di Pulau Pagerungan Besar Desa Pagerungan Besar Kecamatan Sapeken.
  1. Perhotelan
Sarana perhotelan yang tersedia di Kabupaten Sumenep terkonsentrasi di Kecamatan Kota Sumenep yang terdiri dari :
1)     Hotel Utami Sumekar      :  Jln. Trunojoyo No. 53 Sumenep Telp. (0328) 672221
2)     Hotel Wijaya I                 :  Jln. Trunojoyo No. 47 Sumenep Telp. (0328) 662433
3)     Hotel Wijaya II                 :  Jln. KH. Wachid Hasyim No. 3 Sumenep Telp. (0328) 662532
4)     Hotel Safari                    :  Jln. Trunojoyo No. 90 Sumenep Telp. (0328) 662989
5)     Wisma Sumekar              :  Jln. Trunojoyo No. 53 Sumenep
  1. Lembaga Keuangan
Di Kabupaten Sumenep terdapat beberapa lembaga keuangan dapat dikategorikan kedalam Bank Pemerintah; Bank Swasta dan Lembaga Keuangan Lainnya (asuransi). Lembaga ini diperuntukkan untuk menunjang aktivitas pengembangan perniagaan. Keberadaan lembaga keuangan sebagai berikut :
1)     Bank NasionalIndonesia(BNI) Jl. Trunojoyo No.61 Sumenep Telp : (0328) 662246, 662946, 662454
2)     Bank RakyatIndonesia(BRI) Jl. Trunojoyo 134 A Sumenep   Telp: (0328) 662717
3)     Bank Jatim Jl. Trunojoyo No. 49 Sumenep
Telp : (0328) 662557
4)     Bank Pengkreditan Rakyat Sumekar (BPRS) Jl. Trunojoyo Sumenep Telp : (0328) 668088
5)     Bank Pensiunan Tabungan Negara (BPTN) Jl. Trunojoyo No.302 Sumenep Telp : (0328) 662712,665774
6)     Bank Tabungan Negara (BTN) Jl. Diponegoro Sumenep        Telp : (0328) 662777
7)     Bank Syariah Mandiri  Jl. Trunojoyo Sumenep
8)     BankCentral Asia(BCA) Jl. Trunojoyo 136 Sumenep             Telp : (0328) 662174
9)     Bank Danamon Jl. Trunojoyo 49 Sumenep Telp : (0328) 662130
10)     Asuransi JiwasrayaJl. H.P. Kusuma Sumenep
11)     Asuransi Bumi Putera Jl. Trunojoyo 81 Sumenep                    Telp : (0328) 665862
12)     Asuransi Kesehatan Jl. Seludang  Sumenep.
2.6.   PARIWISATA
Kabupaten Sumenep dengan kondisi alam yang indah seperti panorama pantai, panorama bawah tanah (gua-gua), panorama bawah laut (taman laut) dan sumber mata airnya. Didukung pula adanya peninggalan sejarah berupa keraton, museum keraton dan makam raja-raja islam. Serta kekayaan seni budaya keterampilan tangan rakyatnya berupa seni batik, seni ukir, makanan dan jamu tradisonal, dapat mengarahkan Kabupaten Sumenep menjadi daerah tujuan wisata di Jawa Timur.
Beberapa obyek wisata maupun atraksi seni tradisional dan budaya yang ada di Kabupaten Sumenep yang sudah maupun yang belum di kembangkan adalah :
A.   Wisata Alam
      1.    Pantai Lombang (Kecamatan Batang-Batang).
      2.    Pantai Slopeng (Kecamatan Dasuk).
      3.    Pantai Ponjug (Kecamatan Talango).
      4.    Pantai Badur (Kecamatan Batuputih).
      5.    Pantai Karamian (Kecamatan Masalembu).
      6.    Taman Kiermata (Kecamatan Saronggi).
      7.    Sumber Air Belerang (Kecamatan Pragaan).
      8.    Gua Jeruk (Kecamatan Kota Sumenep).
      9.    Gua Kuning (Kecamatan Arjasa).
      10.  Gua Pajuddan (Kecamatan Guluk-Guluk).
      11.  Gua Peteng (Kecamatan Arjasa).
      12.  Gua Arca (Kecamatan Arjasa).
      13.  Gua Tampeh (Kecamatan Ganding).
      14.  Areal Pancing (Kecamatan Kalianget dan Saronggi).
      15.  Rumah Berkasur Pasir (Kecamatan Batang-Batang).
      16.  Kolam Renang (Kecamatan Kota Sumenep).
      17.  Sumber Mata Air Batu Karang ( Kecamatan Arjasa).
      18.  Sumber Air Panas (Kecamatan Batang-Batang).
      19.  Batu Tali (Kecamatan Dungkek).
      20.  Batu Kondang (Kecamatan Dungkek).
      21.  Batu Kodung Bahari (Kecamatan Kalianget).
      22.  Goa (Kecamatan Nonggunong).
      23.  Pantai/Gunung Pasir Panaongan (Kecamatan Pasongsongan).
      24.  Sungai Grujugan (Kecamatan Pasongsongan).
      25.  Gua Mandalia (Kecamatan Saronggi).
B.   Wisata Sejarah dan Agamis/Ziarah.
      1.    Keraton Sumenep (Kecamatan Kota Sumenep).
      2.    Museum Keraton Sumenep (Kecamatan Kota Sumenep).
      3.    Mesjid Agung (Kecamatan Kota Sumenep).
      4.    Pemakaman Asta Tinggi (Kecamatan Kota Sumenep).
      5.    Pemakaman Asta Katandur (Kecamatan Kota Sumenep).
      6.    Gunung Leket (Kecamatan Ganding).
      7.    Asta Belingi (Kecamatan Gayam).
      8.    Asta Nyamplong (Kecamatan Gayam).
      9.    Asta Adipoday (Kecamatan Gayam).
      10.  Asta (kuburan) Simo Winokromo (Kecamatan Gayam).
      11.  Asta K. Abdullah (Kecamatan Guluk-Guluk).
      12.  Asta Gumuk (Kecamatan Kalianget).
      13.  Benteng VOC (Kecamatan Kalianget).
      14.  Asta K. Faqih/Nyi Stir (Kecamatan Lenteng).
      15.  Pemakaman Pekke (Kecamatan Lenteng).
      16.  Asta Jokotole (Kecamatan Manding).
      17.  Bujuk/Asta Ponjuk (Kecamatan Nonggunong).
      18.  Asta Agung Ali Akbar (Kecamatan Pasongsongan).
      19.  Asta/Bujuk Panaongan (Kecamatan Pasongsongan).
      20.  Pemakaman Anggo Suto (Kecamatan Saronggi).
      21.  Asta Sayid Yusuf (Kecamatan Talango).
C.   Wisata Bahari
      1.    Pantai Mamburit (Kecamatan Arjasa).
      2.    Taman Laut Pulau Saobi (Kecamatan Arjasa).
      3.    Taman Laut/Terumbu Karang (Kecamatan Masalembu).
      4.    Terumbu Karang (Kecamatan Ra’as).
      5.    Taman Laut Pulau Saor (Kecamatan Sapeken).
      6.    Pantai Pasir Putih dan Terumbu Karang Pulau Saor (Kecamatan Sapeken)
      7.    Taman Laut Gililawak (Kecamatan Talango).
D.   Wisata Konservasi
      1.    Kijang/Rusa di Kecamatan Arjasa dan Sapeken.
      2.    Ayam Bekisar di Kecamatan Arjasa.
      3.    Cagar Alam Pulau Saobi di Kecamatan Arjasa.
      4.    Pohon Cemara Udang (Kecamatan Batang-Batang).
      5.    Burung Betet (Kecamatan Masalembu).
      6.    Kucing Busok (Kecamatan Ra’as).
      7.    Penyu (Kecamatan Sapeken).
      8.    Burung Gosong, telurnya sebesar badannya (Kecamatan Arjasa).
E.   Wisata Budaya
      1.    Kerapan Sapi (beberapa kecamatan ada).
      2.    Upacara Adat Nyadar (Kecamatan Saronggi).
      3.    Upacara Adat Petik Laut (Kecamatan Bluto dan Saronggi).
      4.    Topeng (beberapa kecamatan ada).
      5.    Ludruk (beberapa kecamatan ada).
      6.    Macopat (beberapa kecamatan ada).
      7.    Karawitan/Gamelan (beberapa kecamatan ada).
      8.    Pencak Silat (beberapa kecamatan ada).
      9.    Tari Sintong (Kecamatan Ambunten).
      10.  Saronen (Kecamatan Gayam dan Talango).
      11.  Jidur/Bedug (Kecamatan Gayam).
      12.  Rokatan Laut (Kecamatan Masalembu).
      13.  Musik Tong-Tong (Kecamatan Pasongsongan).
      14.  Hadrah (beberapa kecamatan ada).
      15.  Samroh (beberapa kecamatan ada).
      16.  Gambus (beberapa kecamatan ada).
F.   Wisata Minat Khusus
      1.    Pondok Pesantren
      2.    Pembuatan Garam
      3.    Sentra Batik Sumenep di Kecamatan Bluto.
      4.    Pembuatan Ukir-ukiran.
      5.    Pembuatan Perahu
      6.    Pembuatan Topeng
      7.    Pembuatan Keris
2.7.   KOTAK INFORMASI
1.    Pemerintah Kabupaten Sumenep;Jl. Dr. Cipto 33 Sumenep; (0328) 664977-662610 Fax : 662610  www.sumenep.go.id
2.    Bappeda Kabupaten Sumenep; Jl. Trunojoyo 120 Sumenep; (0328) 662189 Fax : 666923 www.bappeda-smp.go.id dan                www.sumenep-p3ik.go.id
3.    Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumenep;                     Jl. Dr. Sutomo 5 Sumenep; (0328) 667148-672617 Fax : 672617 www.eastjava.com/tourism/sumenep Email : kadisparta@sumenep.go.id
4.    Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Sumenep;                        Jl. KH. Mansyur 71 Sumenep; (0328) 662635 Fax : 663984 www.sumenep.go.id  Email : kainfokom@sumenep.go.id
5.    Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep;               Jl. Asoka 17 Sumenep; (0328) 662092 www.sumenep.go.id                  Email : kadisperindag@sumenep.go.id
6.    PT. Dharma Lautan Utama Cabang Kalianget;  Jl. Pelabuhan Kalianget Sumenep; (0328) 663054

     
PERKEBUNAN
1. Jambu Mete
Produksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : -
- Tahun 2008 : 3.104 Ton
- Tahun 2009 : -
- Tahun 2010 : -
Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2008 – 2010
Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu – Jakarta 12550
Telp 021 – 7815380 – 4
Fax 021-715486 – 7815586
Updated: 02-11-20112. KelapaProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : -
- Tahun 2008 : 42.514 Ton
- Tahun 2009 : -
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2008 – 2010
Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu – Jakarta 12550
Telp 021 – 7815380 – 4
Fax 021-715486 – 7815586
Updated: 02-11-20113. Kopi
Produksi Perkebunan Rakyat Untuk kopi Untuk Tahun 2006 :5 Ton dan Untuk Tahun 2009:7 TonProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : 5 Ton
- Tahun 2007 : -
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : 7 Ton
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2009-2011
Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan
Komp Deptan Gedung C Lt-III Ruang. 307 Jl. Harsono R.M No. 3 Ps Minggu Jakarta Selatan 12550
Telp 021-7817693 021-7815380-4 Ext-4318
Fax 021-7815586 021-7815486
Updated: 02-11-2011PERTAMBANGAN4. Batu Gamping
Kapasitas produksi per tahun 18.500 ton Deposit: 1.067.693.000 tonProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : 0
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : -
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Potensi Unggulan di Jawa Timur
Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur
Jl. Jagir Wonokromo No. 352 Surabaya
Telp 031-8410877 – 8418676
Fax 031-8412363
Updated: 02-11-20115. Dolomit
Kapasitas produksi per tahun 19.000 ton Deposit: 27.000.000 tonProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : 0
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : -
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Potensi Unggulan di Jawa Timur
Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur
Jl. Jagir Wonokromo No. 352 Surabaya
Telp 031-8410877 – 8418676
Fax 031-8412363
Updated: 02-11-20116. Pasir Kuarsa
Kapasitas produksi per tahun 1.500 ton Deposit: 163.000.000 tonProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : 0
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : -
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Potensi Unggulan di Jawa Timur
Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur
Jl. Jagir Wonokromo No. 352 Surabaya
Telp 031-8410877 – 8418676
Fax 031-8412363
Updated: 02-11-20117. Fosfat
Kapasitas produksi per tahun 2.500 ton Deposit: 50.000.000 tonProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : 0
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : -
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Potensi Unggulan di Jawa Timur
Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur
Jl. Jagir Wonokromo No. 352 Surabaya
Telp 031-8410877 – 8418676
Fax 031-8412363
Updated: 02-11-20118. Batu KapurProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : -
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : -
- Tahun 2010 : 0Sumber Data:
Potensi Bisnis dan Investasi di Jawa Timur
Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur
Jl. Jagir Wonokromo No. 352 Surabaya
Telp 031 – 8410877 031 – 8418676
Fax 031 – 8412363
Updated: 02-11-20119. Tanah LiatProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : -
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : -
- Tahun 2010 : 0Sumber Data:
Potensi Bisnis dan Investasi di Jawa Timur
Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur
Jl. Jagir Wonokromo No. 352 Surabaya
Telp 031 – 8410877 031 – 8418676
Fax 031 – 8412363
Updated: 02-11-2011
PERKEBUNAN
11. Kakao
Produksi Perkebunan Rakyat Untuk Kakao Untuk Tahun 2006 :79 Ton dan Untuk Tahun 2009: 34 Ton
Produksi Tahunan:
- Tahun 2006 : 79 Ton
- Tahun 2007 : -
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : 34 Ton
- Tahun 2010 : -
Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2009-2011
Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu – Jakarta 12550
Telp 021-7817693 021-7815380-4 Ext-4318
Fax 021-7815586 021-7815486
Updated: 02-11-201112. Cengkeh
Produksi Perkebunan Rakyat Untuk Cengkeh Untuk Tahun 2006 :32 Ton dan Untuk Tahun 2009: 51 TonProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : 32 Ton
- Tahun 2007 : -
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : 51 Ton
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2009-2011
Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu – Jakarta 12550
Telp 021-7817693 021-7815380-4 Ext-4318
Fax 021-7815586 021-7815486
Updated: 02-11-201113. Jambu Mete
Produksi Perkebunan Rakyat Untuk Jambu Mete Untuk Tahun 2006 :3.223 Ton dan Untuk Tahun 2009: 3.398 TonProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : 3.223 Ton
- Tahun 2007 : -
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : 3.398 Ton
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2009-2011
Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu – Jakarta 12550
Telp 021-7817693 021-7815380-4 Ext-4318
Fax 021-7815586 021-7815486
Updated: 02-11-2011PERTANIAN14. Tembakau
Produksi Tembakau Tahun 2006 : Tembakau madura : 13.791 Ton Produksi Tembakau Tahun 2009 : Tembakau madura : 6.575 TonProduksi Tahunan:
- Tahun 2006 : 13.791 Ton
- Tahun 2007 : -
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2009 : 6.575 Ton
- Tahun 2010 : -Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2009-2011
Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu – Jakarta 12550
Telp 021-7817693 021-7815380-4 Ext-4318
Fax 021-7815586 021-7815486
Updated: 02-11-2011
Keterangan :
- : Data Tidak Tersedia

0 komentar

Posting Komentar